Isnin, 24 Disember 2012

Wong Fei Hung Ternyata Ulama dan Pendekar Sekaligus Tabib


Wong Fei Hung Ternyata Ulama dan Pendekar Sekaligus Tabib


Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.

Diposkan oleh Ainut Tijar






Ahad, 12 Ogos 2012


Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Segala puji bagi Allah, Pencipta bumi dan langit, Yang Maha Mengetahui segala perkara baik yang rahasia dan tersembunyi, Yang Maha Tahu segala yang dirahasiakan dan niat, Maha Mengetahui segalah sesuatu, rahmat dan kasih saying-Nya meliputi segala sesuatu. Dialah Yang Maha Menundukkan segalah makhluk dengan kemahaperkasaan dan KemahabijaksaanNya. Dia mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang mereka dan mereka tidak mampu mengetahui Zat-Nya, Dia tidak mampu dijangkau oleh mata, tidak berubah oleh zaman dan masa dan segala sesuatu di sisiNya dengan kadar yang telah ditentukanNya.

Aku bersyukur kepada Allah dan segala puji bagi-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Zat Yang Maha Baik lagi Maha Penyayang.

قال الله تعالى : ﴿ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَن عَمِلَ مِنكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِن بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴾

“Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-An’am: 54

Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagiNya, Yang Maha memaafkan, Maha Kuasa, Mengampuni dosa-dosa yang agung:

قال الله تعالى : ﴿ غَافِرِ الذَّنبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ ﴾

“Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk)”. QS. Gafir: 3

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada hambaMu, RasulMu Muhamad, keluarga, seluruh shahabatnya, dan seluruh orang yang membela dan memuliakannya sehingga hari kiamat.

Amma Ba’du: Wahai sekalian manusia: Sesungguhnya hati ini telah dibentuk dan jiwa telah diciptakan untuk mencintai orang yang telah berbuat baik kepadanya, diri manusia merasa bergantung kepada orang yang telah berjasa baik kepadanya. Dan tidak ada yang lebih baik atau lebih besar jasanya setelah Allah terhadap seorang manusia yang melebihi kedua orang tua. Oleh sebab itulah, Allah Ta’ala menyebutkan hak-hak kedua orang tua dan perintah berbuat baik serta menjaga mereka, secara berbarengan dengan perintah beribadah kepadaNya dan ikhlas kepada Allah semata. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا ﴾

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. QS. Al-Nisa’: 36

Maka di dalam ayat disebutkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan para hambaNya untuk selalu beribadah hanya kepadaNya bukan kepada selain Allah, lalu Allah mewasiatkan para hamba-Nya untuk berbuat baik dan menyayangi kedua orang tua. Sebab mereka berdua telah berbuat baik kepada sang anak sejak awal pertumbuhan anak dengan segala bentuk kebajikan dan tindakan baik kedua orang tua tersebut memberikan pengaruh nyata dalam perutumbuhan anak, di mana sang anak berkembang, kesadaran muncul sampai pada usia dewasa. Kedua orang tua telah mengerhakan segala upaya dan kebaikan. Oleh karena itulah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memuji sikap merendah diri dan tidak menerimanya dari siapapun dari hambaNya terhadap orang lain kecuali terhadap orang tua. Allah Yang Maha Tinggi berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِن تَكُونُواْ صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا ﴾

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat. QS. Al-Isro’: 23-25.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. Luqman: 14-15.

قال الله تعالى : ﴿ وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجاوَزُ عَن سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ ﴾

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. QS. Al-Ahqaf: 15-16.

Wahai para hamba Allah! Bertaqwalah kepada Allah dan waspadalah terhdap durhaka dan kebencian kepada orang tua sebab hal itu akan mengakibatkan kemurkaan Allah. Dari Ibnu Umar semoga Allah meredhai keduanya berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Keredhaan Allah terletak pada keredhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan kedua orang tua”. HR Al-Turmudzi dan dishahihkannya.

Perhatikanlah sebuah riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menggambarkan tentang siksaan yang akan dirasakan oleh mereka yang durhaka kepada kedua orang tuanya: Tiga orang yang tidak akan masuk surga…di antara mereka adalah orang yang durhaka kepada kedua orang tua”.

Dan di dalam riwayat Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Wahai sekalian kaum muslimin! Jauhilah sikap durhaka kepada kedua orang tua, sesungguhnya bau surga itu akan didapatkan dari jarak seribu tahun perjalanan. Demi Allah! Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak akan pernah mendapatkan bau surga”.

Wahai seklaian orang-orang yang beriman!, takutlah kepada Allah dan sadarilah hakikat dan makna yang ditunjukkan oleh peringatan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ini. Renungkanlah kitab Allah dan petunjuk Nabi kalian dan selaimlah segala apa yang terdapat padanya berupa ilmu dan petunjuk serta fungsinya yang efektif dalam menyembuhkan penyakit hati. Keduanya adalah obat dan penawar yang sangat bermanfaat. Keduanya adalah sebab utama dalam mendapatkan kebahagiaan dan kepemimpinan di dunia dan akherat.

Dan berbuatlah dengan sungguh-sungguh tanpa melampaui batas dan janganlah mengharapkan balasan dari perbuatan baik yang pernah kalian lakukan terhadap bapak-bapak dan ibu-ibu kalian, dan penuhilah perintah Allah dan Rasul-Nya yang mewasiatkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua baik saat hidup atau setelah mereka berdua meninggal.

Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata: Apakah cara untuk berbuat baik kepada kedua orang tua setelah mereka berdua meninggal dunia?. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab: Ya, dengan berdo’a untuk mereka berdua, menunaikan janji kedua mereka serta menyambung silatur rahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan mereka berdua serta memuliakan teman mereka berdua”. HR. Abu Dawud.

Prkatikkanlah apa yang telah kalian dengar, manfaatkanlah apa yang telah kalian pahami, jika suatu bencana melanda maka sumbangkanlah hartamu bukan jiwamu, dan jika bencana itu telah lewat maka anugrahkanlah jiwamu bukan agamamu. Sesunguhnya orang yang merugi adalah orang yang rugi dalam urusan agamanya dan orang yang binasa adalah orang yang binasa dalam urusan agamanya, sesungguhnya tidak ada kesengsaraan setelah seseorang menang dengan surga, dan tidak ada manfaat kekayaan bagi mereka yang memasuki neraka. Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jumaat, 3 Februari 2012

"Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah membunuhnya...."


Keluarga, masyarakat sepatutnya mainkan peranan penting halang remaja lelaki, perempuan bersosial keterlaluan
REMAJA hamil, bersalin seorang diri dan membunuh anak kandungnya tidak begitu mengejutkan lagi. Tugas pihak berkuasa pula menahan ‘ibu’ itu dan memungut bahan bukti. Hasil siasatan pula selalunya memihak kepada apa yang disyaki. Malangnya, si ‘bapa’ selalunya terlepas daripada buruan hukuman dan umpat keji. Beberapa tahun dulu, situasi begini amat asing sekali di sini. Ia hanya menjadi berita dari luar negara, walaupun tetap mengundang marah dan belas, ia tidak seperti apabila jenayah ini dilakukan di negara ini.

Perbuatan ini boleh disamakan dengan pembunuhan, yang balasannya juga nyawa, mengikut hukum Tuhan. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Isra ayat 33 tafsirnya bermaksud: “Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar.” Namun hari ini, bayi yang masih bertali pusat dipungut bagai mengutip sampah-sarap di tepi jalan. Ada yang dihurung semut dan serangga, tidak kurang pula yang menjadi makanan binatang liar.

Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat yang membawa kerosakan. – Surah Al-Isra Ayat 32 Bukanlah tidak tahu hikmah larangan zina, malah akibat buruknya juga terzahir di mana-mana saja. Pembunuhan bayi bertitik tolak daripada perlanggaran perintah Allah yang satu ini juga. Walaupun Islam telah menggariskan cara hidup yang sempurna dan merangkumi semua aspek kehidupan, ada segelintir yang mahu melanggarnya, maka timbullah pelbagai kejadian yang tidak diingini dan tidak dapat diterima oleh fitrah manusia. Anak lahir tanpa bapa, tiada bimbingan yang sempurna daripada seorang yang bergelar pemimpin keluarga, malah hal ehwal ekonomi juga menjadi halangan dalam tarbiyyah mereka.

Zina ialah perbuatan keji yang boleh mengaibkan pemilik maruah diri, keluarga dan agama. Zina juga membawa kerosakan ke atas muka bumi dan ia boleh dilihat dalam perkembangan sosial hari ini, hubungan sulit berlainan jantina tidak lagi menjadi asing dalam budaya hidup moden, menyebabkan janin digugurkan dan anak yang tidak syarie lahir tetapi keliru keturunan.
Berzina sehingga melahirkan anak tidak syarie juga meninggalkan implikasi lain yang bersifat jangka panjang ke atas anak itu seperti rosaknya nasab. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 32 tafsirnya bermaksud: “Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat yang membawa kerosakan.”Buruknya akibat zina dapat dinilai melalui amaran Allah SWT dalam ayat itu supaya hamba-Nya tidak menghampiri sebarang perbuatan yang mendorong kepada perbuatan zina.

Kebanyakan pengamal zina hari ini tahu dan faham akan larangan itu tetapi tidak berusaha menjauhinya di samping ruang sosial yang terbuka luas menyebabkan perbuatan terlarang ini tidak berusaha dielakkan. Tipisnya ilmu dan iman juga menyebabkan pengamalnya tidak berfikir dua kali, malah bisa dosa juga menjadi alah dengan kebiasaan.

Di negara yang taraf pendidikan rakyatnya tinggi, kedangkalan ilmu tidak menjadi sebab perbuatan jahiliah ini semakin berleluasa. Apatah lagi ilmu agama hari ini mudah diperoleh dan disampaikan kepada setiap golongan masyarakat, secara langsung atau tidak langsung. Mungkin juga tarbiah hati yang kurang mencukupi menyebabkan nafsu tidak terhalang dari terus membuat kerosakan di bumi dan akal pula tidak boleh menjadi pedoman meskipun mampu berfikir.

Walau apa pun alasannya, mencari ruang kesalahan tidak cukup untuk membetulkan keadaan, sebaliknya setiap ahli masyarakat perlu memainkan peranan yang sepatutnya untuk tidak membenarkan perbuatan zina berlaku di mana-mana, baik di rumah sendiri, di bilik hotel, di asrama, di dalam semak atau di rumah tumpangan. Mengharapkan sehingga setiap individu mempunyai kesedaran tentulah tidak merancakkan langkah pencegahan, walaupun itulah yang terbaik untuk mengatasinya. Sekurang-kurangnya, jika zina boleh dianggap sebagai najis, jijik dan hina, tentulah manusia yang normal tidak akan menghampirinya, apatah lagi melakukannya kerana fitrah manusia tidak sukakan kotoran dan najis.

Firman Allah SWT dalam Surah Ali ‘Imran ayat 104 bermaksud: “Dan hendaklah ada di antara kamu puak yang menyeru berdakwah kepada kebajikan mengembangkan Islam dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik serta melarang daripada segala yang salah, buruk dan keji, dan mereka yang bersifat demikian ialah orang yang berjaya.” Sama ada lahir sebagai Muslim atau nekad menjadi Muslim, individu Islam tidak boleh menolak daripada berpegang teguh kepada ajaran al-Quran dan sunnah. Dengan berwiridkan kepada ajaran inilah setiap manusia tidak akan terpesong daripada kebenaran atau sesat akidahnya, sama ada melalui perkataan atau perbuatan.

Tanpa menolak bahawa perbuatan jijik ini adalah kerana perempuan hari ini terlalu bebas dalam pergaulan, yang paling penting ialah mentarbiah golongan lelaki agar memanfaatkan keperkasaan mental dan fizikal untuk melindungi perempuan daripada dizalimi sehingga mengakibatkan bertebarannya anak tanpa bapa, bukan menjadikan perempuan sebagai mangsa nafsu buas yang harus dilampias. Justeru, untuk membina masyarakat yang kalis zina, binalah peribadi lelaki agar mereka menjadi mulia dan terpelihara.

Agar dengan memperkukuhkan ketaqwaan dan berpegang teguh kepada keimanan, semua yang dilarang akan dapat di bendung. Dengan kekuatan iman yang percaya kepada perkara ghaib maka semestinya sesorang itu percaya bahawa ada makhluk Allah yang memerhatikan sama ada perbuatan yang dilakukan itu baik atau perbuatan jahat. Sebagai umat yang beriman kepada hari akhirat... marilah kita bersama-sama mencegah berlakunya gejala yang menjijikan itu terus berleluasa di Negara kita ini....Semoga uraian singkat ini bermanfaat. Kita memohon agar Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita di atas jalan yang benar.
Wa shallallaahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.

Khamis, 2 Februari 2012

"sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat."


Segala puji hanya bagi Allah, selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya..

Amma Ba’du:

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka keampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab: 35)

Diriwayatkan oleh Al-Tarmidzi di dalam kitab sunannya dari hadis Ummu Imarah Al-Anshoryah radhiallahu ‘anha bahwa ia mendatangi Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali dikhususkan bagi kaum pria, dan kau tidak melihat susuatu apapun yang secara khusus menyebutkan tentang perkara wanita. Lalu turunlah ayat ini: إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ Dan inilah sebagian wasiat yang aku wasiatkan kepada sebagian saudara-saudaraku yang beriman semoga Allah memberikan manfaat dengannya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( QS. Al-Taubah: 71).

Wasiat Pertama: Berpegang teguh dengan tauhid dan waspada terhadap syirik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 256).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Luqman: 22)

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Asas dan dasar din Islam adalah dua perkara yang besar, yaitu:
Pertama: Perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan menganjurkan berbuat seperti itu serta saling mecintai karena hal tersebut, juga mengkafirkan orang yang meninggalkannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:

Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imran: 64) Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam untuk menyeru para ahli kitab agar mereka kembali kepada makna: (لا إله إلا الله) yaitu kalimat yang diserukan oleh Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam kepada bangsa Arab dan yang lainnya. Dan kalimat yang sama adalah (لا إله إلا الله) maksudnya tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, maka tidak boleh berdo’a, meminta pertolongan, menyembelih dan bernazar atau ibadah yang lainnya kecuali diberikan kepada Allah, dan inilah dakwah para Rasul semoga Allah mencurahkan kesejahteraan kepada mereka.

Wasiat kedua: Menjauhi syirik dalam beribadah kepada Allah, mewaspadai perkara tersebut dengan kewaspadaan yang tinggi, serta memusuhi orang yang syirik dan mengkafirkan orang yang melakukan syirik. Sebab tauhid tidak akan sempurna kecuali dengan hal ini, dan itulah agama para Rasul, mereka telah memperingatkan kaum mereka dari syirik, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut”.( QS. Al-Nahl: 36).

Syirik akan menghapuskan semua pahala dan amal, baik yang kecil dan yang besar, Allah tidak menerima apapun dari para pelaku syirik, tidak juga menerima perbuatan yang sifatnya wajib atau sunnah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (QS. Al-Furqan: 23) Di antara musibah yang membuat tubuh dan hati menjadi khuatir dan merupakan bahaya besar yang mengancam asas yang paling berharga bagi umat ini adalah apa yang ditayangkan oleh para musuh-musuh Islam melalui berbagai media elektronik, dan media lainnya berupa iklan-iklan yang menghancurkan dan mengarah kepada terciptanya keraguan kaum muslimin terhadap agama mereka sendiri, dan mengngiringi mereka kepada tindakan untuk meninggalkan agama mereka. Waspadalah! inilah bahaya yang pertama.

Bahaya kedua: Kita melihat tersebarnya para tukang ramal dan tukang sihir, dan banyak orang yang mendatangi mereka dengan tujuan berubat dan alasan lainnya. Maka tidak boleh bagi wanita yang beriman mengunjungi tempat-tempat luarbiasa, yaitu orang-orang yang menganggap dirinya mengetahui perkara-perkara yang gaib, untuk mengetahui jenis penyakit, sebagaimana mereka juga tidak boleh membenarkan apa yang dikatakan oleh dukun tukang telek tersebut, sebab mereka cuma mengira-ngira tentang perkara yang gaib, atau mereka mendatangkan jin guna meminta tolong kepada mereka untuk memenuhi permintaan mereka. Mereka ini dihukumi dengan kafir dan sesat apabila mengatakan bahwa mereka mengetahui perkara yang gaib.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab sahihnya dari Shafiyah dari sebagian istri-istri Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mendatangi dukun dan bertanya tentang sesuatu maka dia tidak akan diterima salatnya selama empat puluh malam”.

Banyak bahaya lain yang mengancam umat ini dan tidak mungkin dapat keluar darinya kecuali dengan mewujudkan tauhid dan berpegang teguh padanya, mengetahui kesyirikan dan kekafiran serta waspada terhadap keduanya dan berlepas diri dari keduanya.

Wasiat yang ketiga: Menjaga solat baik rukun, syarat dan perkara-perkara yang wajib. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Peliharalah segala solat (mu), dan (peliharalah) solat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam solatmu) dengan khusyuk. (QS. Al-Baqarah: 238)

Solat adalah ibadah yang paling pertama yang akan ditanya oleh Allah pada hari kiamat. Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam kitab Al-Mu’jamul Ausath dari Abdulllah bin Qarth bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perkara pertama yang akan dihisab oleh Allah terhadap hamba -Nya pada hari kiamat adalah solat, jika solatnya baik maka baiklah amal ibadah yang lain, dan jika rosak maka rosaklah semua amalnya yang lain”.

Dan perkara terakhir yang diwasiatkan oleh Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam pada saat beliau menghadapi sakartul maut adalah bahwa beliau bersabda, “Jagalah solat, jagalah solat dan apa-apa yang dimilki oleh tangan kanan kalian”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Ubadah bin Shamit dia berkata, aku telah mendengar Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Solat lima waktu yang telah diwajibkan oleh Allah atas hamba -Nya, maka barangsiapa yang mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya karena meremehkan hak-haknya, maka Allah akan berjanji untuk memasukkannya ke dalam syurga, dan barangsiapa yang tidak mengerjakannya maka tidak ada janji dari Allah untuk memasukkannya ke dalam syurga, jika Allah berkehendak maka Dia akan menyiksanya dan jika dia berkehendak maka Dia akan memasukkannya ke dalam syurga”.

Dan ketahuilah wahai saudariku seiman bahwa tidak akan sempurna keislaman seseorang sehingga dia mengerjakan rukun Islam yang lima. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Islam itu didirikan atas lima asas, bersaksi bahwa tiada zat yang lebih berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah utusan Allah, mendirikan solat, menunaikan zakat dan berpuasa pada bulan ramadhan serta berhaji ke baitullah”.

Wasiat yang keempat: Bertafaquh dalam agama. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Al-Zumar: 9) Di dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah ra bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan maka dia akan diberikan kepahaman dalam agama”. Oleh karena itulah seorang wanita muslimah harus mendalami perkara agamanya dengan cara menghadiri pengajian dan ceramah-ceramah agama, mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat, membaca buku-buku yang berguna, dan yang terpenting adalah mengahafal kitab Allah, dia adalah puncak semua ilmu, sumber hikmah, taman bagi orang-orang yang soleh, perisai dari kesesatan yang nyata serta beramal dengannya.
Aisyah ra berkata: “Alangkah baiknya wanita-wanita Anshar, rasa malu tidak mencegah mereka untuk bertanya tentang urusan agama mereka”.

Wasiat kelima: Bertaqwa kepada Allah dan muraqabah kepada -Nya dalam keadaan sunyi atau ramai, sebab taqwa kepada Allah adalah wasiat Allah bagi orang-orang terdahulu dan yang akan datang. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “..dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah”. (QS. Al-Nisa’: 131)

Dan Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam banyak berwasiat kepada para sahabatnya agar mereka bertaqwa kepada Allah, di dalam riwayat Irbadh bin Sariyah bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku berwasiat kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, hendaklah kalian mendengar dan taat”. Dan waspadalah terhadap kemaksiatan baik yang kecil atau yang besar, dan Allah telah menjanjikan bagi orang yang meninggalkan dosa-dosa besar bahwa akan dihapuskan dosa-dosa kecil mereka dan akan dimasukkan ke dalam tempat yang mulia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapuskan kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga). (QS. Al-Nisa’: 31).

Wasiat yang keenam: Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk(^) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya,(^) dan ucapkanlah perkataan yang baik, (QS.Al-Ahzab: 32.) Dan ini adalah perintah bagi istri-istri Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam untuk menjaga mereka dan juga bagi seluruh wanita-wanita muslimah lainnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Taubah: 71.)

Oleh karena itulah maka wajib bagi wanita muslimah untuk memperhatikan syi’ar Islam yang agung ini khususnya di rumah bersama anak-anak dan anggota keluarganya, lalu jika dia melihat pada diri saudaranya suatu kelalaian dalam ketaatan kepada Allah baik dalam pelaksanaan solat dan puasa mereka atau dalam menjalankan hak-hak sebagai suami atau yang perkara lainnya maka hendaklah dia menasehati mereka dengan kata-kata yang baik, dan nasehat yang benar, dengan mencontohi para wanita dari kalangan shahabat, dan semoga Allah meredhai mereka semua.

Wasiat ketujuh: Bersifat malu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang Nabi Musa alaihissalam pada saat beliau membantu dua orang wanita untuk memberikan minum ternak mereka: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan dengan keadaan malu-malu, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". (QS. Al-Qoshos: 25) Sangat disayangkan bahwa sifat malu sangat jarang dimiliki banyak wanita zaman sekarang ini, contohnya adalah keluarnya wanita ke pasar bersama kenderaan sendirian atau memakai cadar yang diletakkan pada pertengahan hidung, cadar tersebut menutupi apa yang dibawah hidung namun menampakkan mata dan kening, atau memakai celana panjang di hadapan para wanita atau memakai pakaian selendang pada bahu atau memakai pakaian yang sempit dan terbuka atau bertelanjang. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab sahihnya dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua golongan dari penghuni neraka yang tidak pernah aku saksikan, dan beliau menyebutkan salah satunya adalah:.....para wanita yang berpakaian namun telanjang, berjalan lenggak lenggok dan memikat, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk syurga dan tidak pula mendapatkan bau harumnya, padahal keharuman syurga itu didapatkan dari jarak ini dan ini”.

Oleh karena itulah, maka wajib bagi wanita muslimah untuk waspada terhadap tipu daya musuh-musuh Allah terhadap diri mereka, mereka ingin agar para wanita hidup bebas, menjadi barang murahan di tangan-tangan mereka, mereka ingin mengebiri para wanita muslimah dari keimanan dan agama mereka dan keluar dari fitrah yang telah diciptakan oleh Allah. Oleh sebab itulah maka setiap wanita muslimah harus menyedari hal tersebut.

Wasiat kedelapan: Memperbanyak sedekah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. ( QS. Al-Nisa’: 114.) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’: 39)

Di dalam Sahih Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam memberikan peringatan kepada para wanita, dalam sabdanya, “Perbanyaklah bersedekah sebab sebagian besar kalian adalah sebagai kayu bakar api neraka”. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Dan memberi hadiah serta bersedekah adalah perbuatan yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam, dan kesenangan beliau saat memberi lebih besar dari kesenangan orang yang mengambil pemberian yang diberikan kepadanya, beliau adalah orang paling dermawan dengan kebaikan, tangan kanan beliau bagaikan angin yang berhembus kencang, dan apabila ada orang yang memerlukan datang meminta maka beliau mendahulukannya dari kepentingan pribadinya, terkadang mendahulukan mereka dengan makanan, terkadang pula dengan pakaian dan Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk bersedekah dan menganjurkan umatnya untuk melakukan hal tersebut, dan beliau mengarahkan umat ini kepadanya baik dengan harta dan perkataan beliau, oleh karena itulah maka beliau adalah manusia ciptaan Allah yang paling lapang dadanya, yang paling baik kehidupannya, paling halus hatinya dan sedekah tersebut memiliki impak yang sangat mengagumkan dalam menciptakan kelapangan dada”.

Dan sedekah yang paling baik adalah sedeqah yang pahalanya tetap mengalir bagi para hamba walaupun dia telah meninggal dunia, itulah sedekah jariyah, seperti menggali telaga, membangun mesjid, mencetak buku-buku agama, wakaf-wakaf yang pemanfaatannya untuk kemaslahatan sosial, yaitu untuk orang fakir dan miskin dan yang lainnya.

Wasiat kesembilan: Menjauhi teman yang buruk. Dan Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa manusia pada hari kiamat akan menyesal dengan teman yang buruk yang menyesatkannya dan menjauhkannya dari jalan kebenaran. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". (QS. Al-Furqon: 27-30) Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Zukhruf: 67.)

Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk sama seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi baik dia akan memberimu atau engkau membeli minyak wangi darinya atau engkau akan mendapat bau yang wangi darinya. Sementara tukang pandai besi baik dia akan membakar pakaianmu atau engkau akan mendapat bau yang buruk darinya”. Banyak wanita yang gagal dalam pendidikannya karena teman yang buruk, banyak wanita yang kehormatannya terbengkalai dan hilang disebabkan oleh teman yang buruk, banyak wanita yang tenggelam dalam ubat-ubat terlarang dan bermabuk-mabukkan dan berbagai bencana buruk yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan terlarang tersebut.

Oleh karena itulah aku berwasiat kepada saudariku yang beriman agar mereka tetap bersahabat dengan teman yang soleh. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga selawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi


Selasa, 31 Januari 2012

63 petua yang boleh dijadikan amalan pasangan suami isteri yang melayari rumah tangga.

1. Doa yang berterusan. 2. Patuh ajaran agama. 3. Murah dengan pujian. 4. Murah dengan khidmat. 5. Murah dengan belaian kasih sayang. 6. Murah dengan sentuhan. 7. Mencari kebaikan pasangan. 8. Cari masa berkomunikasi, berbual atau bergurau senda. 9. Cari kebaikan dan pembaikan diri daripada setiap pertengkaran.

10. Menghormati had, sempadan atau hal peribadi pasangan. 11. Menilai diri daripada perspektif pasangan. 12. Berfikiran terbuka - boleh tegur menegur. 13. Berani mengambil risiko emosi - tegur/perubahan/berpisah sementara. 14. Menilai dan memberi keutamaan dalam kehidupan. 15. Tolak-ansur. 16. Menghormati dan mengambil kira ‘gerak batin’ (intuition) perempuan. 17. Tidak mengejar kebendaan semata-mata. 18. Sedar bahawa perselisihan kadangkala tidak boleh dielakkan. 19. Mengubah diri untuk merangsang perubahan pada pasangan.

20. Sanggup berkorban buat pasangan. 21. Menghormati pasangan. 22. Berasa amat beruntung (dan nyatakan) mendapat pasangan yang ada. 23. Perhubungan seksual yang sihat dan diredai. 24. Menghormati perbezaan dalam diri pasangan. 25. Sentiasa bermaafan sebelum tidur. 26. Sentiasa bersangka baik terhadap masa depan. 27. Meletakkan hak kepada pasangan. 28. Tidak menjadi hamba kepada pasangan. 29. Berubah secara kecil-kecilan untuk meningkatkan kebahagiaan.

30. Mengawal marah. Buat perjanjian. 31. Mencari penyelesaian dalam situasi ‘menang-menang’. 32. Muhasabah hubungan untuk mencari punca masalah. 33. Menghormati sifat semula jadi pasangan. 34. Memahami peranan ‘pasangan’. 35. Hubungan perasaan sesama pasangan. 36. Jangan simpan ketidakpuasan, sedih, marah atau benci dalam hati. 37. Bentuk kod kasih sayang dan anda berdua saja yang tahu. 38. Sengaja merancang untuk membaiki hubungan suami isteri. 39. Tujuh kali puji dan satu teguran.

40. Sebut ‘I love you’ sepanjang masa. 41. Banyakkan bergurau dan bermesra. 42. Sentiasa berterus terang. 43. Beri masa untuk perubahan berlaku - sabar. 44. Elakkan berdebat untuk mencari kebenaran. 45. Elakkan salah pasangan. 46. Cari titik pertemuan. 47. Selesaikan masalah hari ini pada hari ini juga. 48. Lebih banyak memberi daripada menerima. 49. Minta nasihat, pandangan atau maklum balas daripada pasangan.

50. Sentiasa bersemangat - bangun tidur, pergi kerja, balik kerja dan sebagainya. 51. Seimbangkan hubungan dari segi: (a) Mental, pendidikan dan ilmu (b) Emosi (c) Fizikal dan ekonomi (d) Sosial (e) Spiritual 52. Jangan berjauhan terlalu lama (kecuali terpaksa). 53. Tidak terlalu mengongkong. 55. Memberi peluang untuk berbeza: (a) Pendapat atau pandangan (b) Hobi (c) Kegemaran (d) Makanan (e) Cita rasa (f) Warna pilihan dan pelbagai 56. Humor atau lawak dari semasa ke semasa. 57. Minta bantuan untuk memecahkan kitaran negatif. 58. Berwawasan dan pandang ke depan (tidak terjebak dengan masalah semasa). 59. Tidak meminta yang bukan-bukan.

60. Bentuk undang-undang atau peraturan dalam rumah tangga. 61. Mencari kelainan dan perubahan positif. 62. Elakkan mendera pasangan dengan apa cara sekalipun. 63. Reda, syukur dan tawakal kepada Allah s.w.t. Insyallah semoga rumah tangga kekal bahagia hingga ke akhir hayat.