Ahad, 11 Disember 2011

Kesalahan Dalam Berwudhu'


Wudhu memiliki kedudukan yang penting dalam agama kita. Tidak sahnya wudhu seseorang dapat menyebabkan solat yang ia kerjakan menjadi tidak sah, sedangkan solat adalah salah satu rukun Islam yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk memperhatikan bagaimana dia berwudhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak diterima solat yang dilakukan tanpa wudhu dan tidak diterima shadaqah yang berasal dari harta yang didapat secara tidak halal.” (HR. Muslim)

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh kaum muslimin pada tata cara berwudhu diantaranya:

1. Melafazhkan niat. Kebiasaan salah yang sering dilakukan kaum muslimin ini bukan hanya dalam masalah wudhu saja, bahkan dalam berbagai macam ibadah. Rasulullah tidak pernah melafazhkan niat ketika berwudhu sedangkan orang yang mengamalkan perkara ibadah yang tidak pernah ada contohnya dari Rosululloh maka amalan itu tertolak (Lihat hadits Arba’in Nawawiyah no. 5) dan bahkan akan mendatangkan murka Allah. Sepatutnya dalam tata cara ibadah adalah mengikuti Rasulullah, bukan akal pikiran atau perasaaan kita sendiri yang akan menjadi hakim mana yang baik dan mana yang buruk. Andaikan itu adalah hal yang baik, mengapa Rasulullah tidak mengajarkannya atau tidak melakukannya? Apa mereka merasa lebih pintar, lebih soleh, lebih bertaqwa, lebih berilmu daripada Rasulullah? Apakah mereka merasa bahwa Rasulullah bodoh terhadap hal-hal yang baik sampai mereka berkarya sendiri? Maka siapakah yang kalian ikuti dalam ibadah ini wahai para pelafazh niat…???

2. Membaca doa-doa khusus dalam setiap gerakan wudhu seperti doa membasuh muka, do’a membasuh kepala dan lain-lain. Tidak ada riwayat shohih yang menjelaskan tentang hal tersebut.

3. Tidak membaca “bismillah” padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah.” (HR. Ahmad)

4. Hanya berkumur tanpa istinsyaq (memasukkan air ke hidung) padahal keduanya termasuk dalam membasuh wajah. Adapun yang sesuai sunnah adalah menyatukan antara berkumur-kumur dangan beristinsyaq dengan satu kali cidukan berdasarkan hadits Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu tentang tata cara berwudhu. (HR. Bukhari, Muslim)

5. Tidak membasuh kedua tangan sampai siku, hal ini sering kita lihat pada orang yang berwudhu cepat bagaikan kilat sehingga tidak memperhatikan bahwa sikunya tidak terbasuh. Padahal Allah Ta’ala berfirman, “Dan basuhlah kedua tanganmu hingga kedua siku.” (Al Maaidah: 6)

6. Memisah antara membasuh kepala dengan membasuh telinga padahal yang benar adalah membasuh kepala dan telinga dalam satu kali ciduk. Dan ini hanya dilakukan satu kali, bukan tiga kali seperti pada bagian lain, hal ini berdasarkan hadits dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu tentang tata cara berwudhu. (HR. Bukhari, Muslim)

7. Tidak memperhatikan kebagusan wudhunya sehingga terkadang ada anggota wudhunya yang seharusnya terbasuh tetapi belum terkena air. Rasulullah pernah melihat seorang yang sedang solat sedangkan pada tumit kakinya ada bagian seluas wang dirham yang belum terkena air, kemudian beliau memerintahkannya untuk mengulang wudhu dan solatnya.

8. Was-was ketika berwudhu. Sering kita melihat ketika seseorang berwudhu hingga sampai ke tangannya, dia teringat bahwa lafazh niatnya belum mantap sehingga dia mengulang wudhunya dari awal bahkan kejadian ini terus berulang dalam wudhunya tersebut hingga qamat dikumandangkan, hal seperti ini adalah was-was dari syaitan yang tidak berdasar. Wallahul musta’an.

Demikianlah sedikit paparan mengenai sekelumit kesalahan dalam berwudhu yang banyak kita jumpa pada kaum Muslimin khususnya di negeri kita ini, semoga bermanfaat dan menjadikan kita lebih memperhatikannya lagi. Wallahu a’lam bish syawab.

***

Penulis: Abu Fatah Amrullah Al Bakasy

Sabtu, 10 Disember 2011

BESARNYA makna DOA YANG KITA LUPAKAN


- semasa duduk antara dua sujud..

Doa antara dua sujud
Dalam tidak sedar. Setiap hari kita memohon didalam solat kita..tetapi sayangnya,
kita hanya memohon tanpa memahami.. sekadar tersebut dibibir, tetapi tidak tersentuh dari hati kita selama ini..

Marilah kita mula menghayati ketika kita duduk di antara dua sujud semasa solat..Dengan rendah hati nyatakanlah permohonan ampun kepada Allah

Rabbighfirli (Tuhanku, ampuni aku)

Diamlah sejenak, buka dada dan diri kita untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika kita masih kecil.

Tetaplah membuka diri kita untuk menerima ampunan Allah
Ulangi permintaan itu beberapa kali hingga kita merasakan ketenangan Kemudian sampaikanlah permintaan kedua,

Warhamni (sayangi aku)

Diam dan tundukkanlah diri kita untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak terhitung besarnya.
Bukalah dada kita seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima
Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup Berturut-turut sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu persatu..

Wajburnii (tutuplah aib-aibku)

Warfa'nii (angkatlah darjatku)

Warzuqnii (berilah aku rezeki)

Wahdinii (berilah aku petunjuk)

Wa'Aafinii (sihatkan aku)

Wa'fuannii (maafkan aku)

Setelah selesai, diamlah sejenak lalu sampaikan rasa syukur kita;

Betapa besarnya nilai sebuah doa ini..sebuah doa yang kita hanya lewatkan begitu sahaja..

AMANAH



Amanah Ketika fitrah tetap lurus dan selamat dari mengikuti hawa nafsu, hal itu tergambar pada pemiliknya dengan sifat amanah. Dan dalam firman Allah S.W.T:
إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. Al-Ahzab:72)

Al-Qurthubi berkata:  amanah meliputi semua tugas agama menurut pendapat yang paling kuat. Sebagaimana Allah S.W.T.  berkata dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (QS. Al-Mu'minun:8)

Amanah dan janji menggabungkan semua yang dipikul manusia berupa perkara agama dan dunia, ucapan dan perbuatan. Dan hal ini meliputi pergaulan dengan manusia, janji-janji, dan selain yang demikian itu. Dan kesudahan yang demikian itu adalah menjaga dan melaksanakannya.

Ketika amanah meliputi segala hal, yang diberi amanah harus menunaikan amanahnya, sama saja ia diberi amanah terhadap harta yang banyak atau hanya satu dinar. Karena Allah S.W.T.  memerintahkan menunaikan amanah kepada pemiliknya, dan melarang berkhianat kepada Allah S.W.T. dan Rasul-Nya, serta melarang mengkhianati semua amanah mereka.  Dan Dia menjadikan di antara sifat orang-orang yang beruntung adalah bahwa sesungguhnya mereka menjaga janji dan amanah mereka. Dan jiwa manusia dengan fitrahnya cenderung kepada pemberi nasehat yang dipercaya (al-Amin) dan berpegang kepada orang yang kuat lagi dipercaya, sehingga non muslim mengutamakan orang yang amanah.

 Diriwayatkan dalam cerita penduduk Najran, tatkala mereka setuju membayar jizyah, sesungguhnya mereka berkata:  'Sesungguhnya kami memberikan kepadamu apa-apa yang engkau minta kepada kami, utuslah bersama kami seorang laki-laki yang amin (dipercaya), dan janganlah engkau mengutus bersama kami kecuali orang yang amanah.' Maka beliau S.A.W.  bersabda:
َلأَبْعَثَنَّ مَعَكُمْ رَجُلاً أَمِيْنًا حَقَّ أَمِيْنٍ'
Sungguh aku akan mengutus seorang laki-laki yang amanah bersamamu, orang yang benar-benar amanah.' Dan beliau mengirim Abu Ubaidah.

Sesungguhnya di antara rezki tiada taranya yang diberikan Allah S.W.T.  kepada hamba dan tidak disimpan sesudahnya atas harta benda dunia apapun, adalah yang disebutkan dalam hadits:
أَرْبَعٌ إِذاَ كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: صِدْقُ الْحَدِيْثِ وَحِفْظُ اْلأَمَانَةِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَعِفَّةُ مَطْعَمِ.
"Empat perkara, apabila ada padamu, maka tidak mengapa engkau kehilangan dunia: benar ucapan, menjaga amanah, akhlak yang baik, dan menjaga makanan (dari yang tidak baik)."

Amanah merupakan salah satu rukun akhlak yang empat perkara, yang tidak bisa ditukar dengan apapun juga. Bahkan bisa menjadi sebab datangnya dunia kepada hamba, karena manusia mendapatkannya padanya.
Amanah adalah sifat istimewa bagi para pemangku risalah (para nabi), sungguhnya setiap orang dari mereka berkata kepada kaumnya:
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. Asy-Syu'ara:107,125,143, 162, 178))

Amanah tersebut merupakan persaksian musuh-musuh mereka (para nabi) kepada mereka, seperti dalam dialog Heraclius (raja Romawi) dengan Abu Sufyan, ketika Heraclius berkata:  'Aku bertanya kepadamu, apa yang diperintahkannya kepadamu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia memerintahkan shalat, jujur, menahan dari yang haram, melaksanakan janji, menunaikan amanah- ia berkata: dan ini adalah sifat seorang nabi.'  Dan di tempat yang lain dalam Shahih '…Dan aku bertanya kepadamu: apakah ia menipu? Maka engkau menjelaskan bahwa ia tidak pernah menipu. Demikian pula para rasul, mereka tidak pernah menipu…'
Sungguh, jika ini merupakan sifat para penyeru risalah, maka sesungguhnya para pengikut mereka juga memiliki karekteristik seperti itu. Karena itulah beliau menyertakan definisi seorang mukmin dengan perilakunya yang istimewa, di mana beliau bersabda:
وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أمنهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ
"Dan seorang mukmin adalah orang yang manusia memberikan amanah kepadanya terhadap darah dan harta mereka."

Apabila sifat amanah sudah menyatu dengan pemiliknya, ia bergaul dengan sifat itu bersama yang dekat dan jauh, muslim dan non muslim. Ibnu Hajar rahimahullah berkata:  'Menipu hukumnya haram dengan kesepakatan ulama, sama saja terhadap muslim atau kafir zimmi.'  Demikian pula keadaan orang yang beriman, sehingga bersama orang yang terkenal sebagai pengkhianat dan masyhur sebagai penipu, sebagaimana dalam hadits:
أَدِّ اْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَتَخُنْ مَنْ خَانَكَ
"Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang berkhianat kepadamu."

Yang demikian itu karena bahaya terjatuh dalam pengkhianatan dan rusaknya fitrah dengan membatalkan janji lebih berat dari pada membalas kepada pengkhianat dengan balasan serupa, dan karena sesungguhnya terjatuh sekali bisa disukai nafsu dan terus berada dalam kenistaan pengkhianatan.Penipuan orang-orang besar, para pemuka, dan pengkhianatan orang-orang yang berkedudukan lebih keji dan lebih jahat dari pada tergelincirnya kalangan awam, karena kesalahan orang-orang besar merupakan kerusakan besar.

Al-Qurthubi menjelaskan masalah ini dalam pembicaraannya  tentang penipuan para pemimpin, ia berkata:  'Para ulama kita berkata:  sesungguhnya penipuan yang dilakukan pemimpin lebih besar dan lebih keji darinya pada selainnya, karena mengandung kerusakan dalam hal itu. Maka sesungguhnya apabila mereka menipu dan diketahui hal tersebut dari mereka, tidak menepati janji secaya merata, musuh tidak merasa aman atas perjanjian dan tidak pula atas perdamaian dengan mereka. Maka bertambahlah kekerasannya dan besarlah bahayanya, dan hal itu membuat orang berlari dari agama dan menyebabkan celaan terhadap para pemimpin kaum muslimin.

Dan para ulama berbeda pendapat, apakah boleh berjihad bersama pemimpin yang menipu?
Apabila berkhianat dari kalangan awam merupakan sifat tercela, maka sesungguhnya dari orang yang terpandang lebih tercela lagi, dan sampailah kehinaan seseorang saat rusaknya fitrahnya, yang Rasulullah S.A.W. menghitungnya termasuk dari mereka:
...وَاْلخَائِنُ الَّذِي لاَيَخْفَى عَلَيْهِ طَمْعٌ وَإِنْ دَقَّ إِلاَّ خَانَهُ, وَرَجُلٌ لاَ يُصْبِحُ وَلاَيُمْسِي وَهُوَ يُخَادِعُكَ عَلَى أَهْلِكَ وَمَالِكَ"…
dan pengkhianat yang tidak samar sifat tamak atasnya, sekalipun sangat kecil, kecuali ia berkhianat, dan laki-laki yang tidak berlalu pagi dan petang kecuali ia menipu engkau terhadap keluarga dan hartamu…
"Sudah terlalu sering hati kita seakan pecah saat kita melihat golongan-golongan ini berada di antara kaum muslimin. Maka mereka bersegera kepada setiap keinginan yang nampak, mereka berkhianat di setiap janji yang suci dan setiap benda yang dipelihara.

Tidak bersifat amanah bukan hanya mendapatkan kehinaan dan kenistaan di dunia, sesungguhnya ia akan mendapatkannya tergambar baginya di hari kiamat saat berada di titian, agar ia tersungkur karenanya dari atas titian, menuju dasar neraka jahanam, sebagai akibat menyia-nyiakan amanah dan melewati batas dalam melanggarnya, sebagaimana dalam hadits:
وَتُرْسَلُ اْلأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُوْمَانِ جَنْبَيِ الصِّرَاطِ يَمِيْنًا وَشَمَالاً...
"Dan dikirimlah amanah dan silaturrahim, maka keduanya berdiri di kedua sisi titian, sebelah kanan dan kiri…"

Selamat bagi orang yang melaksanakan amanah dengan sebenarnya, maka ia berlari di atas titian (pada hari kiamat) tanpa rasa takut dan khawatir, tanpa rasa rugi dan penyesalan. Di mana tidak berguna lagi rasa rugi dan penyesalan atas orang yang meremehkan lalu berkhianat, dan terjatuh lalu menipu, karena nafsu syahwat atau rasa dendam yang buta…

Di antara gambaran amaliyah terhadap amanah: bahwa engkau memberi nasehat kepada orang yang meminta pendapatmu dan jujur kepada orang yang percaya terhadap pendapatmu. Disebutkan dalam hadits:
اَلْمُسْتَشَارُ مُؤْتَمَنٌ
"Yang diminta pendapat adalah yang dipercaya."
...وَمَنْ أَشَارَ عَلَى أَخِيْهِ بِأَمْرٍ يَعْلَمُ أَنَّ الرُّشْدَ فِى غَيْرِهِ فَقَدْ خَانَهُ
"Dan barangsiapa yang memberi isyarat kepada saudaranya dengan perkara yang ia mengetahui bahwa petunjuk pada yang lainnya, berarti ia telah berkhianat kepadanya."

Kebaikan apakah yang masih tersisa pada orang yang memberi saran yang tidak berguna kepada saudaranya, bahkan kemungkinan membahayakannya?
Mujahid (pejuang) di medan perang diperintahkan bersikap amanah, dilarang menipu, berkhianat dan ghulul (mengambil harta ghanimah sebelum dibagi):
لاَتَغْدِرُوْا وَلاَتَغُلُّوْا وَلاَتُمَثِّلُوْا
"Janganlah kamu menipu, janganlah berbuat ghulul, dan janganlah mencincang musuh…"

Dan orang yang diberi amanah menjaga keluarga mujahid (pejuang) adalah sebaik-baik yang melaksanakan amanah. Jika ia lalai atau berkhianat, niscaya mujahid itu berdiri di hari kiamat, mengambil dari kebaikannya apa-apa yang dikehendakinya:
وَمَا مِنْ رَجُلٍ مِنَ الْقَاعِدِيْنَ يَخْلُفُ رَجُلاً مِنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِى أَهْلِهِ فَيَخُوْنُهُ فِيْهِمْ إِلاَّ وَقَفَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, فَيَأْخُذُ مِنْ عَمَلِهِ مَاشَاءَ... فَمَا ظَنَُّكُمْ
"Dan tidak ada seorang laki-laki yang tidak ikut berperang, menggantikan laki-laki dari para mujahidin (dalam mengurus) keluarganya, lalu ia berkhianat pada mereka melainkan ia berdiri baginya di hari kiamat, maka ia mengambil dari amal ibadahnya apa-apa yang dikehendakinya… maka apakah dugaanmu? Maksudnya, apakah kamu mengira bahwa masih tersisa sedikit lagi dari kebaikannya?

Di antara amanah yang terpenting adalah memelihara rahasia manusia, menutup aurat (kehormatan) mereka, dan menyembunyikan pembicaraan majelis mereka. Disebutkan dalam hadits:
اَلْمَحَالِسُ بِاْلأَمَانَةِ
"Majelis-majelis itu dengan amanah."

Sekalipun yang bercerita tidak berpesan untuk menyembunyikan pembicaraan khususnya kepadamu, engkau tidak boleh menyebarkan kecuali dengan izin dan sepengetahuannya, berdasarkan sabda Nabi S.A.W.:
إِذَا حَدَّثَ رَجُلٌ رَجُلاً بِحَدِيْثٍ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهُوَ لَهُ أَمَانَةٌ
"Apabila seseorang berbicara kepada orang lain dengan satu pembicaraan, kemudian ia menoleh, maka ia adalah amanah."

Dan sekurang-kurang yang ada dalam amanah ini adalah bahwa yang mengutip pembicaraan –saat mengutipnya- dengan apa adanya, dan janganlah menambah yang bukan termasuk darinya dengan menyamarkan atau menyimpangkan.
Di antara amanah dalam bekerja adalah baik dalam bekerja dan menyembunyikan rahasianya. Karena itulah Imam al-Bukhari memberikan satu judul dalam kitab Ahkam: 'Bab: Dianjurkan bagi penulis bahwa ia seorang yang amanah serta berakal', mengisyaratkan kepada ucapan Abu Bakar r.a. kepada Zaid bin Tsabit, saat ia akan menugaskannya:  'Sesungguhnya engkau adalah seorang pemuda yang berakal, kami tidak menuduh engkau'.

Dan di antara bahaya akhir zaman adalah kacaunya timbangan dan rusaknya nilai-nilai luhur sampai kepada tingkatan yang digambarkan oleh Rasulullah S.A.W.:
سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خداعَاتٌ, يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذِّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ, وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيْهَا اْلأَمِيْنُ, وَيَنْطِقُ فِيْهَا الرُّوَيْبِضَةُ فِى أَمْرِ الْعَامَّةِ. قِيْلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ:الرَّجُلُ التَّافِهُ.
"Akan tiba kepada manusia tahun-tahun yang sangat menipu, dibenarkan orang yang bohong dan didustakan orang yang benar, orang yang khianat diberi kepercayaan, orang yang amanah dianggap pengkhianat, dan ruwaibidhah berbicara dalam perkara besar.' Ada yang bertanya, 'Apakah ruwaibidhah itu?' Beliau S.A.W. menjawab, 'Orang yang hina.'

Dan Rasulullah S.A.W.  merasa khawatir tersebarnya pengkhianatan setelah abad-abad kebaikan, beliau bersabda:
...إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُوْنُوْنَ وَلاَ يُؤْتَمَنُوْنَ
"…Sesungguhnya setelah kamu ada satu kaum yang berkhianat dan tidak bisa diberi amanah…"

Sejak masa itu, rangkaian kejatuhan terus berlanjut, hingga jadilah kita melihat perkara diserahkan kepada selain ahlinya, pengkhianat diberi amanah, yang amanah dianggap pengkhianat, dan jadilah orang yang amanah benar-benar menjadi langka, yang diisyaratkan kepada mereka, seperti dalam hadits:
فَيُصْبِحُ النَّاسُ يَتَبَايَعُوْنَ, فَلاَ يَكُوْنُ أَحَدُهُمْ يُؤَدِّي اْلأَمَانَةَ, فَيُقَالُ: إِنَّ فِى بَنِي فُلاَنٍ رَجُلاً أَمِيْنا...
"Jadilah manusia berjual beli, maka hampirlah salah seorang dari mereka tidak ada yang menunaikan amanah. Maka dikatakan: sesungguhnya pada bani fulan ada seorang laki-laki yang amanah…"

Padahal sudah sangat langkanya orang-orang yang amanah, mereka dijauhkan dan diberikan jabatan kepada selain mereka, dan hal itu menjadi penyebab tersia-sianya amanah, itulah salah satu tanda hari kiamat.

Rasulullah S.A.W. bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ :كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.
"Apabila amanah sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat.' Abu Hurairah telah bertanya, 'Bagaimanakah menyia-nyiakannya?' Beliau menjawab, 'Apakah perkara diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari kiamat."

Dan di dalam Fath al-Bari, ‘Ibnu Baththal berkata, ‘Maksud (Apabila perkara diserahkan kepada bukan ahlinya): Sesungguhnya para pemimpin telah diberi amanah oleh Allah  terhadap hamba-hamba-Nya, mewajibkan atas mereka (para pemimpin) untuk mereka (hamba-hamba-Nya), maka mereka harus mengangkat pemimpin yang berpengetahuan agama. Maka apabila mereka mengangkat pemimpin yang tidak berpengatahuan agama, berarti mereka telah menyia-nyiakan amanah yang dibebankan Allah S.W.T. kepada mereka.

Di antara isyarat fiqhiyah bagi pemberian judul bab dalam Shahih al-Bukhari, bahwa ia membuat dalil dengan hadits:
فَإِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat (kehancurannya)”

Dalam kitab ilmu, Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan alasan al-Bukhari memasukkannya dalam kitab ilmu, ia berkata: ‘Korelasi matan (isi hadits) ini bagi kitab ilmu, karena menyerahkan perkara kepada bukan ahlinya sesungguhnya terjadi saat meratanya kebodohan dan terangkatnya ilmu, dan hal itu termasuk tanda-tanda hari kiamat.

Melaksanakan hak-hak amanah termasuk sifat orang-orang yang beriman, dan kekurangan sebagian darinya termasuk bagian dari sifat orang munafik.
Karena itulah disebutkan sifat orang yang munafik:
وَإِذَا أْتُمِنَ خَانَ
“Apabila diberi amanah ia berkhianat.”
Dan beliau Rasulullah S.A.W. bersabda:
لاَ إيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَدِيْنَ لِمَنْ لاَعَهْدَ لَهُ
“Tidak ada iman (yang sempurna) bagi orang yang tidak ada amanah padanya, dan tidak ada agama (yang sempurna) bagi orang yang tidak menepati janji.”

Orang yang mempunyai sifat amanah sangat tekun melaksanakan kewajibannya, jauh dari sifat menipu, tipu daya dan khianat, menjaga perjanjian dan menepati janji. Risalah agung seperti risalah kita, tidak bisa memikulnya  dan berlalu dengannya kecuali orang-orang yang amanah, apakah kita mencalonkan diri kita untuk hal itu?

Kesimpulan dan poin-poin utama:

Imam al-Qurthubin rahimahullah menjelaskan bahwa amanah meliputi semua aspek agama.
Non muslim pun cenderung kepada orang yang amanah.
Sifat amanah tidak ada bandingannya di dunia.
Amanah adalah sifat para rasul.
Musuh-musuh Rasulullah S.A.W. mengakui sifat amanah pada diri beliau.
Pengkhianatan yang paling keji adalah yang dilakukan para pemimpin dan pembesar.

Di antara gambaran amanah:

a.    Amanah dalam musyawarah.
b.    Amanah dalam jihad, tanpa menipu dan khianat.
c.    Amanah yang tidak ikut perang dalam menjaga harta para pejuang.
d.    Amanah menjaga rahasia majelis.
e.    Amanah dalam bekerja.

Di antara tanda-tanda hari kiamat:

f.    Menganggap khianat orang yang amanah dan diberikan amanah kepada orang suka berkhianat.
g.    Menyerahkan urusan kepada bukan ahlinya.
h.    Langkanya orang-orang yang amanah.

Tidak ada yang berhak memikul dakwah ini kecuali orang-orang yang amanah.

Oleh: Mahmud Muhammad al-Khazandar

HAKIKAT CINTA KEPAD RASULULLAH S.A.W



Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berarti segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan maupun penetapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam [1], memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penjelas dan penjabar dari al-Qur’an yang mulia, yang merupakan sumber utama syariat Islam. Oleh karena itu, tanpa memahami sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, seseorang tidak mungkin dapat menjalankan agama Islam dengan benar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَأَنزلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نزلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), supaya mereka memikirkan.” (Qs. an-Nahl: 44).

Ketika Ummul mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha ditanya tentang akhlak (tingkah laku) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menjawab, “Sungguh, akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah al-Qur’an.”[2] Ini berarti, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling sempurna dalam memahami dan mengamalkan isi al-Qur’an, menegakkan hukum-hukumnya dan menghiasi diri dengan adab-adabnya.[3] Maka, orang yang paling sempurna dalam memahami dan mengamalkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dialah yang paling sempurna dalam berpegang teguh dan mengamalkan al-Qur’an dan agama Islam secara keseluruhan.

Imam Ahmad bin Hambal –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata, “(Termasuk) landasan (utama) sunnah (syariat Islam) menurut (pandangan) kami (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) adalah bahwa sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penafsir dan argumentasi (yang menjelaskan makna) al-Qur’an.”[4]

Oleh karena itulah, para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mendefinisikan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sesuatu yang mencakup syariat Islam secara keseluruhan, baik ucapan, perbuatan maupun keyakinan.[5]

Imam Abu Muhammad al-Barbahari[6] berkata, “Ketahuilah, bahwa Islam itu adalah sunnah dan sunnah itu dialah Islam, yang masing-masing dari keduanya tidak akan tegak tanpa ada yang lainnya.”[7]

Arti mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali ‘Imran: 31).

Imam Ibnu Katsir, ketika menafsirkan ayat ini berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah, akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (sunnah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama (yang dibawa oleh) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaannya.”[8]

Imam al-Qadhi ‘Iyadh al-Yahshubi berkata, “Ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan mengutamakannya dan berusaha meneladaninya. Kalau tidak demikian, maka berarti dia tidak dianggap benar dalam kecintaanya dan hanya mengaku-aku (tanpa bukti nyata). Maka orang yang benar dalam (pengakuan) mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah jika terlihat tanda (bukti) kecintaan tersebut pada dirinya. Tanda (bukti) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang utama adalah (dengan) meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, serta menghiasi diri dengan adab-adab (etika) yang beliau (contohkan), dalam keadaan susah maupun senang dan lapang maupun sempit.”[9]

Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berusaha mempelajari dan mengamalkannya dengan baik. Dan bukanlah mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah[10] dengan mengatasnamakan cinta kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau memuji dan mensifati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berlebihan, dengan menempatkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kedudukan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tempatkan beliau padanya.[11]

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.“[12]

Inilah makna cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini, para sahabat radhiallahu ‘anhum. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri (untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci perbuatan tersebut.”[13]

Bagaimana menyempurnakan cinta kepada sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam diri kita?
Imam Ibnu Rajab al-Hambali membagi derajat (tingakatan) cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi dua tingakatan, yang berarti dengan menyempurnakan dua tingkatan ini seorang akan memiliki kecintaan yang sempurna kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ini merupakan tanda kesempurnaan iman dalam dirinya.

Dua tingkatan tersebut adalah:

1- Tingkatan yang fardhu (wajib), yaitu kecintaan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang mengandung konsekuensi menerima dan mengambil semua petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi Allah dengan (penuh rasa) cinta, ridha, hormat dan patuh, serta tidak mencari petunjuk dari selain jalan (sunnah) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara utuh. Kemudian, mengikuti dengan baik agama yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan dari Allah, dengan membenarkan semua berita yang beliau sampaikan, mentaati semua kewajiban yang beliau perintahkan, maninggalkan semua perbuatan haram yang dilarangnya, serta menolong dan berjihad (membela) agamanya, sesuai dengan kemampuan unutk (mengahadapi) orang-orang yang menentangnya. Tingkatan ini harus dipenuhi (oleh setiap muslim) dan tanpanya keimanan (seseorang) tidak akan sempurna.

2- Tingkatan fadhl (keutamaan/kemuliaan), yaitu kecintaan (kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang mengandungi konsekuensi meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, mengikuti sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar, dalam tingkah laku, adab (etika), ibadah-ibadah sunnah (anjuran), makan, minum, pakaian, pergaulan yang baik dengan keluarga, serta semua adab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sempurna dan akhlak beliau yang suci. Demikian juga memberikan perhatian (besar) untuk memahami sejarah dan perjalanan hidup beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, rasa senang dalam hati dengan mencintai, mengagungkan dan memuliakan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, senang mendengarkan ucapan (hadits) beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan selalu (mendahulukan) ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas ucapan selain beliau. Dan termasuk yang paling utama dalam tingkatan ini adalah meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sikap zuhud beliau terhadap dunia, mencukupkan diri dengan hidup seadanya (sederhana) di dunia, dan kecintaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada (balasan yang sempurna) di akhirat (kelak).”[14]
Keutamaan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. al-Ahzaab: 21).

Ayat yang mulia ini menunjukkan kemuliaan dan keutamaan besar mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menamakan semua perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai “teladan yang baik“, yang ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti dia telah menempuh ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan kemuliaan dan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla.[15]

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan landasan yang agung dalam meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam .”[16]
Kemudian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhir ayat ini mengisyaratkan satu faedah yang penting untuk direnungkan, yaitu keterikatan antara meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kesempurnaan iman kepada Allah dan hari akhir, yang ini berarti bahwa semangat dan kesungguhan seorang muslim untuk meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan pertanda kesempurnaan imannya.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menjelaskan makna ayat di atas berkata, “Teladan yang baik (pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) ini, yang akan mendapatkan taufik (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) untuk mengikutinya hanyalah orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan) di hari akhir. Karena (kesempurnaan) iman, ketakutan pada Allah, serta pengharapan balasan kebaikan dan ketakutan akan siksaan Allah, inilah yang memotivasikan seseorang untuk meneladani (sunnah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[17]

Penutup

Dari keterangan di atas, jelaslah bagi kita makna mencintai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya, dan jelaslah besarnya keutamaan dan kemuliaan mengikuti sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka mestinya, seorang muslim yang mengaku mencintai Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlebih lagi yang mengaku sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adalah orang yang paling semangat dalam mempelajari dan menerapkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sikap dan tingkah lakunya. Khususnya, di zaman sekarang ketika sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi asing dan jarang diamalkan di tengah-tengah kaum muslimin sendiri. Karena, seorang muslim yang mengamalkan satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah dilupakan, dia akan mendapatkan dua keutamaan (pahala) sekaligus, yaitu keutamaan mengamalkan sunnah itu sendiri dan keutamaan menghidupkannya di tengah-tengah manusia yang telah melupakannya.

Syaikh Muhammad bih Shalih al-’Utsaimin berkata, “Sesungguhnya, sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika semakin dilupakan, maka (keutamaan) mengamalkannya pun semakan kuat (besar), karena (orang yang mengamalkannya) akan mendapatkan keutamaan mengamalkan (sunnah itu sendiri) dan (keutamaan) menyebarkan (menghidupkan) sunnah dikalangan manusia.”[18]

Sebagai penutup, marilah kita camkan bersama nasihat Imam al-Khatiib al-Baghdadi[19] berikut ini, “Seyogianya para penuntut ilmu hadits (pengikut manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah), (berusaha untuk) membedakan dirinya dari kebiasaan orang-orang awam dalam semua urusan (tingkah laku dan sikap)nya, dengan (berusaha) mengamalkan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semaksimam mungkin, dan membiasakan dirinya mengamalkan sunnah-sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (Qs. al-Ahzaab: 21).

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 15 Jumadal ula 1430 H

Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, M.A

Artikel www.muslim.or.id

[1] Lihat kitab “Taujiihun Nazhar Ila Ushuulil Atsar” (1/40).
[2] HSR. Muslim (no. 746).
[3] Lihat keterangan Imam an-Nawawi dalam kitab “Syarh Shahih Muslim” (6/26).
[4] Kitab “Ushuulus Sunnah” (hal. 3).
[5] Lihat kitab “Jaami’ul Uluumi wal Hikam” (hal. 321).
[6] Beliau adalah imam panutan umat, Hasan bin ‘Ali bin Khalaf al-Barbahari al-Bagdadi (wafat 328 H), biografi beliau dalam kitab “Siyaru A’laamin Nubala’” (15/90).
[7] Kitab “Syarhus Sunnah” (hal. 59).
[8] Tafsir Ibnu Katsir (1/477).
[9] Kitab “Asy-Syifa Bita’riifi Huquuqil Mushthafa” (2/24).
[10] Semua perbuatan yang diada-adakan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah,  yang  tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[11] Lihat kitab “Mahabbatur Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam Bainal Ittibaa’ Wal Ibtidaa’” (hal. 65-71).
[12] HSR. al-Bukhari (no. 3261).
[13] HR. at-Tirmidzi (5/90) dan Ahmad (3/132), dinyatakan shahih oleh at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani.
[14] Kitab “Istinyaaqu Nasiimil Unsi Min Nafahaati Riyaadhil Qudsi” (hal. 34-35.
[15] Lihat keterangan Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam tafsir beliau (hal. 481).
[16] Tafsir Ibnu Katsir (3/626).
[17] Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 481).
[18] Kitab “Manaasikul Hajji wal ‘Umrah” (hal. 92).
[19] Dalam kitab beliau “Al-Jaami’ Li Akhlaaqir Raawi wa Aadaabis Saami’” (1/215).

Isnin, 7 November 2011

"Rasa Muda, Awet Muda, Sentiasa Jelita"

Jus Awet Dara

Minum 2 sachets sehari pagi dan petang
Mengandungi:  Madu, Roselle, Lobata, Kolagen, Manjakani, Pegaga, Serapat,Sireh, Kulit Kayu Manis
10 sachets x 20ml

Cara Pengambilan: Jus Power Awet Dara ( Sachet ) 
1 hari 2 sachet diambil semasa perut kosong sebelum sarapan dan waktu petang. Terus dituang ke dalam mulut tanpa perlu dibancuh.
Jus Awet  Dara “Rasa Muda, Awet Muda, Sentiasa Jelita”
Jus pemakanan tambahan untuk mengembalikan kecergasan, keceriaan dan keremajaan setiap wanita. 100% dari herba semulajadi dan selamat untuk diamalkan oleh wanita yang mahukan aura kejelitaan memancar setiap hari.
Kelebihan Awet Dara:
  • Membantu menganjal, menegang, menghalus dan mencerahkan kulit
  • Kuku akan kelihatan lebih bersinar dan sihat
  • Menganjalkan kembali payudara dan punggung
  • Membantu kghairahan keintiman suami isteri
  • Kaya dengan vitamin dan galian
  • Membantu memulih tenaga batin wanita
  • Memberi tenaga dan kesihatan pada badan
  • Mengatasi masalah dalaman wanita seperti senggugut dan lain-lain
  • Membuang angin dalam badan
  • Membantu mendapatkan bentuk badan yang ideal
  • Meningkatkan keindahan dan seri wajah
  • Sesuai untuk semua wanita
Cara guna:
koyak sachet dan terus minum 1 kali pada waktu pagi ketika perut kosong dan 1 sachet setiap malam sebelum makan malam. Simpan di tempat yang dingin dan kering, elakkan terkena pancaran matahari secara langsung.
Mengandungi Air RO, Roselle, Lobata, Kolagen, Madu, Manjakani, Pegaga, Serapat, Sireh dan Kulit Kayu Manis

Bahan-bahan
Khasiat
Madu
  • Memulih, menyegar dan menambah tenaga tubuh badan
  • Menjaga dan mengimbangi kekuatan tubuh
  • Menambah tenaga batin
Roselle




  • Roselle mengandungi Vitamin C yang tinggi dan berserat akan melambatkan proses penuaan dan mencegah berlakunya penyakit kronik
  • seseorang yang mengamalkan Roselle akan kelihatan muda dan berseri wajahnya
  • melancarkan peredaran darah
  • membantu proses pencernaan, meningkatkan fungsi kelenjar usus dan berfungsi sebagai tonik
  • Mengubati luka luar dan dalam
  • Mencegah radang pada saluran kencing dan pembentukan batu karang
  • Mengatasi masalah selsema, batuk dan demam
  • Menormalkan kadar gula darah, tekanan darah dan kolesterol

Lobata
  • Membantu menganjalkan kulit yang telah melendut dan menggelebeh
  • Menegangkan dan menghaluskan struktur kulit
  • Mengurangkan garis-garis halus
  • Mencerahkan kulit dari dalam dan meratakan warna kulit
  • Menyihatkan kulit yang tidak bermaya agar kembali berseri
  • Menguatkan kuku agar tidak mudah merekah dan menyerpih
  • Kuku akan kelihatan lebih bersinar dan tidak pucat
  • Membentuk dan merampingkan badan tanpa bonjolan lemak yang hodoh
  • Membantu menganjalkan kembali payudara dan punggung yang mengendur
  • Menegangkan dan menstabilkan kedudukan payudara
  • Mencerahkan putting dan menghilangkan kedutan di sekitar payudara
  • Elok untuk wanita selepas bersalin
Kolagen
  • Memelihara kecantikan kulit
  • Membantu percepatkan penyembuhan luka
  • Membantu memulihkan kekenyalan otot
  • Awet Muda
Manjakani
  • Elok untuk wanita selepas bersalin
  • Membantu menyembuhkan luka-luka dalaman selepas bersalin
  • Melicin dan memelihara kulit
  • Mengecut dan mengetatkan rahim dan peranakkan wanita
  • memperbaiki sistem peredaran haid
  • Mengatasi keputihan
Pegaga
  • Menyegarkan badan
  • Mengurangkan berat badan
  • Awet Muda
  • Rawatan selepas bersalin
Serapat
  • Memperbaiki dan menegangkan tisu faraj
  • Membantu menegangkan payudara
  • Menegangkan dan mencantikkan kulit (awet muda)
  • Menguatkan otot dan sendi
Sireh
  • Membantu menegangkan otott-otot pada bahagian sulit wanita
  • Membersihkan bahagian sulit wanita daripada bacteria dan kuman
  • Mewangikan bahagian sulit dan tubuh wanita
Kulit Kayu Manis
  • Kayu manis berkhasiat sebagai ubat tekanan darah tinggi, tiada nafsu makan, sakit kepala, masuk angin, perut kembung, muntah-muntah, susah buang air besar, asma, kencing tidak lawas dan lain-lain


"Rasa Muda, Awet Muda, Gagah Perkasa"

Jus Extreme Brutal

Minum 2 sachets sehari pagi dan petang
Mengandungi: Maca, Habbatussawda, kolagen, madu, guarana, beta vulgaris, smilax myosotifkora (ubi jaga), Centella Asiatica (Pegaga), Gingko Biloba, Tribulus terrestis, Lepidium Peruivianum (Maca), Kurma, Garam Bukit, Remunggai
10 sachets x 20ml
Bahan-bahan
Khasiat
Cecair kurma
Membantu melindungi sel- sel dan struktur lain di dalam badan daripada radikal bebas oksigen dan perlindunhan terhadap kolon , prostat , payudara , endometrium, paru–paru , dan pancreas kanser .
Lada hitam
Lada hitam boleh betindak sebagi antioksida bagi mencegah pertumbuhan sel – sel kanser.
kolajen
Campuran kolagen amat sesuai dalam membantu melambatkan proses penuaan kulit disamping membantu menegang dan mencantikkan kulit .
Halia
Halia dapat membantu kita mencernakan makanan dengan lebih efektif dengan menceraikan komponen – komponen jemak dan protein yang seterusnya merembeskan gas dari badan .
Kulit kayu manis
Kulit kayu manis dapat membantu mengurangkan kandungan gula dalam darah.
Tribulus
Tribulus diyakini dapat membantu meningkatkan tahap kesuburan dengan meninggikan tahap hormon testestron dalam badan.
guarana
Guarana diyakini membantu meningkatkan tenaga seksual dan mampu mengembangkan salur darah.
Tongkat ali
Tongkat ali dapat menguatkan tenaga bati lelaki secara semula jadi dan membantu meningkatkan aktiviti seksual melalui peningkatan tenaga dan kiraan sperma.
Ubi jaga
Selain boleh merawat penyakit siflis, ubi jaga bolleh bertindak sebagai afrodisiak untuk merangsang seks.
madu
Campuran madu mengandungi asetilkolin berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dan mengurangi tekanan darah.
Habbatussauda oil
Habatussauda smat berguna untuik miningkatkan sistem imunisasi badan.
Cuka epal
Kandungan pectin dalam cuka epal membantu mengurangkan kolestrol dan mengimbangi tekanan darah dalam badan.
Remunggai hijau
Remunggai hijau mengandungi vitamin c (6x dari buah limau ), vitamin A (4x dari lobak merah) dan lkalsium (4x dari kalsium susu)
Khasiat produk:
1. Habbatusawda

Rasullullah SAW pernah bersabda: 
"Tetaplah dengan Habbatus Sauda' kerana sesungguhnya ia mengandungi ubat segala penyakit kecuali Mati ",(hadis Sahih Bukhari dan Muslim) 
Dari Abu Hurairah ra. Rasululloh SAW bersabda :" Dalam Habbatus Sauda ada ubat dari segala penyakit, kecuali as-Saam". Ibnu Syihab (seorang rawi hadits ini) mengatakan : "as-Saam adalah kematian, dan Habbatus Sauda' adalah asy-Syuniz." 
[HR. Bukhori, dalam Kitab at-Thibb, bab al-Habbatus Sauda', Hadits no. 5688] 

Tujuh ciri-ciri nilai pemakanan utama habbatus sauda:

1. Kaya dengan Monosaccharide Glukosa, xylosa dsb. polysaccharide fatty acid yang tidak tepu. EFA tidak boleh dihasilkan oleh badan kita, oleh itu sumber utamanya ialah dari pemakanan. Amino acid yang membentuk protein. Karotene iaitu sumber vitamin A kalsium, zat besi, dsb.
2. Sistem imunisasi- Kajian yang dilakukan di Arab Saudi mendapati, habbatus sauda berupaya meningkatkan sistem imunisasi anda (daya melawan penyakit). Oleh itu ia mungkin penting dalam pengawalan kanser, AIDS dan penyakit-penyakit berkaitan yang lain.
3. Anti-histamine- Histamine ialah bahan yang dikeluarkan oleh sel-sel mast di dalam badan yang menyebabkan kesan-kesan allergik (alahan). Habbatus sauda mengandungi bahan yang menghalang protein kinase C, sejenis bahan yang mencetus penghasilan histamine. Oleh kerana penghidap penyakit asma selalunya mengalami masalah alahan, habbatus sauda mungkin baik diambil secara berterusan oleh pesakit-pesakit ini.
4. Anti-tumor- Kajian in vitro mendapati habbatus sauda berupaya menghalang pembentukan sel-sel tumor. Oleh itu, ia baik untuk digunakan untuk membantu menghalang penyakit kanser.
5. Anti-bakteria- Penyelidikan ke atas bahan ini mendapati ia mempunyai aktiviti anti-bakteria . Habbatus sauda didapati berupaya mengawal bakteria seperti E.coli, V.cholera dan spesies Shigella. Ini bermakna habbatus sauda baik untuk mereka yang menghidapi beberapa jenis penyakit seperti cirit-birit dan masalah-masalah perut yang lain.
6. Anti-radang (anti-inflammation)- Habbatus sauda didapati boleh mengurangkan radang (bengkak). Oleh itu ia baik untuk pesakit asma (mengurangkan radang dalam paru-paru), eczema (alahan yang menyebabkan gatal, kulit merah dsb.) dan arthritis (bengkak sendi).
7. Menggalakkan pengeluaran susu- Kombinasi lemak dan hormon yang didapati di dalam habbatus sauda menyebabkan pengeluaran susu ibu yang menyusukan bayi bertambah.
2. Kolagen
Kolagen membantu mengatasi masalah kulit seperti kulit kusam, kulit kering, kulit tidak sekata, garis-garis halus, berparut dan sebagainya, mendapatkan rambut yang cantik dan kuat, kuku yang kuat dan sihat,  juga boleh membantu mengatasi masalah tumit pecah. Collagen boleh diambil oleh wanita dan lelaki. Produk ini boleh diamalkan sekali atau dua kali sehari. Merupakan protein semulajadi yang memainkan peranan penting dalam proses menghasilkan sel-sel baru. Dalam erti kata lain, Collgaen menyokong fungsi kulit yang sihat serta menyerlahkanya. Collagen jua bertindak sebagai agen anti penuaan.

 Lebah
3. madu
 Madu lebah menurut Islam
Firman Allah dalam ayat 68 hingga 69 surah An-Nahl yang bermaksud;
"Tuhanmu yang menjadikanmu dan yang mengetahui keistimewaan dan susunan tubuhmu, zahir dan batinmu, mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon dan di tempat-tempat yang di buat oleh manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah memudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu, keluar minuman (madu)yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat ubat yang boleh menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda (kebesaran tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan"
Diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri r.a: "Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad s.a.w lalu berkata: 'Sesungguhnya saudaraku sakit perut(cirit-birit)'. Rasulullah s.a.w bersabda: 'Berilah dia minuman madu'. Kemudian, dia memberi saudaranya minum madu. Lalu dia datang semula dan berkata: 'Saya telah pun memberi minum dia dengan madu tetapi penyakit bukan berkurangan melainkan bertambah.' Rasulullah s.a.w menyuruhnya agar meneruskan meminum air madu sehingga tiga kali lagi. Kemudian, lelaki itu datang sekali lagi. Rasulullah s.a.w masih menyuruhnya meneruskan meminum air madu tetapi lelaki itu menjawab,'Saya telah memberinya minuman madu tetapi sakitnya masih bertambah.' Lalu Rasullullah s.a.w berkata:'Allah benar dan perut saudaramu itu yang berbohong.' Kemudian Rasulullah s.a.w sendiri memberi minum madu kepada lelaki tersebut dan akhirnya sembuh


Khasiat madu lebah
Sejak dari dulu lagi, madu lebah telah dijadikan sebagai bahan minuman untuk kesihatan. Oleh yang demikian, pengamalan madu lebah boleh memberikan khasiat kepada pengamalnya.  Pengamalan madu lebah asli yang berterusan dapat mencegah penyakit kepada pengamal madu lebah asli. Dengan izin ALLAH di antara penyakit yang dapat dicegah dengan mengamalkan pengambilan madu lebah asli adalah:

- Asma
- Alahan
- Barah
- Buasir
- Batuk kering
- Batuk
- Darah Tinggi
- Gastrik
- Haid
- Jerawat
- Letih
- Lendir kahak
- Lemah jantung
- Mata
- Pening
- Penyeri muka
- Resdung
- Rambut gugur
- Sakit kepala
- Sakit pinggang
- Sakit sendi
- Sukar tidur
Selain penyakit di atas, masih banyak lagi khasiat madu lebah yang perlu kita ketahui. Khasiat madu lebah yang perlu diketahui adalah:
  • Madu lebah dapat menambahkan stamina dan membekalkan tenaga
  • Madu lebah boleh dijadikan sebagai sumber tenaga
  • Madu lebah dapat meningkatkan metabolisme tubuh
  • Madu lebah mengandungi agen antioksidan yang boleh mengurangkan aktiviti yang memusnahkan sel
  • Madu lebah dapat melancarkan peredaran darah
  • Madu lebah dapat melancarkan sistem pencernaan
  • Madu lebah dapat meningkatkan semangat seksual atau tenaga batin
  • Madu lebah juga digunakan sebagai mengubati luka-luka
  • Madu lebah sesuai untuk kecantikan dan menjadikan kulit lebih licin dan halus
4. Kurma

 a) Mengikut pendapat pakar perubatan, buah kurma kaya dengan unsur zat besi dan kalsiumsesuai untuk wanita sama ada semasa hamil atau selepas bersalin.

b). Kurma membantu mencegah daripada sembelit, lemah otot, sengal-sengal badan, lesu danbarah usus besar, merangsangkan selera makan, menguatkan ingatan dan melawaskan.

c).menambahkan tenaga seksual, kurma juga boleh digunakan sebagai pencuci mulut.

d) Khasiat kurma telah terbukti dalam membantu memanaskan
badanmencergaskanotak dantubuh serta mencergaskan minda dan membantu tumbesaran kanak-kanak.

e) Ia juga membantu melicinkan perjalanan darah dan menghindarkan daripenyakit barahmerawat buah pinggang dan mencuci hati dan membantu mengurangkan pengaliran darah semasa kelahiran

KELEBIHA KURMA BERDASARKAN AL-QURAN DAN AS-SUNNAH
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Jaafar katanya : "Aku melihat Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam memakan buah-buahan dengan kurma masak.

"Diceritakan oleh Jumaah bin Abdullah yang disampaikan oleh Marwan yang mendapat berita daripada Ibnu Hashim bahawa Amir bin Saad mendengar bapanya meriwayatkan Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam bersabda : "Sesiapa yang memakan 7 biji tamar ajwah dia akan terkawal daripada kejutan syaitan dan sihir pada hari itu".

Khasiat kurma "Ajwah" sebagaimana yang tersebut di dalam hadis di atas merupakan satu kelebihan yang dikurniakan Allah Subhanahu Wataala sesuai dengan kemuliannya sebagai jenis kurma pertama yang ditanam sendiri oleh Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam.

Terdapat juga di dalam al-Quran ayat yang menyatakan tentang kelebihan buah kurma ini, yang dialami oleh Sayydatuna Maryam ketika beliau mengandung Nabi Isa alaihi Salam sebagaimana tersebut di dalam surah Maryam ayat 25 :

 "Dan gocangkan batang kurma itu kepadanya, nanti ia gugurkan atasmu kurma yang masak.

Ayat di atas menjelaskan tentang khasiat buah kurma kepada kaum wanita yang sedang dalam nifas, bila mana Allah memerintahkan Maryam memakannya sedang beliau dalam keadaan lemah selepas bersalin. Penemuan kajian sains tentang khasiat buah kurma yang kaya dengan unzur zat besi dan kalsium telah membuktikan bahawa perubatan cara Islam yang terkandung di dalam al-Quran dan hadis Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam bukanlah jenis perubatan yang semata-mata sesuai dengan keadaan iklim masyarakat Arab sahaja atau sudah ketinggalan zaman, tetapi ia adalah perubatan yang diiktiraf oleh dunia antarabangsa. Malah ia lebih baik daripada ubat-ubatan moden yang menggunakan berbagai campuran dadah yang boleh mengakibatkan kesan sampingan yang lain.

Unsur zat besi dan kalsium yang terdapat di dalam buah kurma adalah unsur yang paling tinggi bagi membentuk susu ibu. Bagi Ibu-ibu yang mempunyai masalah kekurangan susu, maka dengan memakannya dapat menggalakkan pertambahan kandungan susu. Ianya juga berperanan dalam pertumbuhan kanak-kanak damit dan pembentukan darah dan sumsum tulang. Antara kajian lain yang dijalankan membuktikan bahawa kurma antara makanan yang paling pantas diproses sebagai bekalan tenaga. Kurma tersebut akan segera dibakar dan ia akan disalurkan ke bahagian anggota lain dan otak.
Rasulullah juga pernah bersabda mengenai hal ini ,sabdanya:" Beri makan buah tamar kepada isteri-isteri kamu yang hamil dan barang siapa yang memakan buah tamar tersebut semasa hamilnya, maka anak yang akan lahir itu akan menjadi seorang anak yang penyabar dan bersopan- santun, kerana makanan Siti Maryam ketika melahirkan Nabi Isa AS adalah buah tamar.
Berdasarkan ini juga Baginda Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam menganjurkan kita supaya berbuka puasa dengan buah kurma sebagaimana sabdanya daripada Anas bermaksud :

"Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam berbuka puasa dengan beberapa biji buah kurma sebelum sembahyang. Sekiranya tiada terpadat kurma, maka Baginda Rasulullah Sallallahu alaihi Wasallam akan berbuka dengan beberapa biji anggur. Sekiranya tiada anggur, maka Baginda meminum beberapa teguk air. (Hadis riwayat Ahmad)

Sehubungan dengan hadis ini ada beberapa hadis lain yang menganjurkan agar kita berbuka puasa dengan kurma. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, beliau berkata : "Rasulullah Sallallahu alaihi Wasalla berbuka dengan kurma dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya maka hendaklah ia berbuka dengan air kerana sesungguhnya air itu pembersih.

5. Garam bukit


Garam Bukit

101 PENAWAR PENYAKIT
• Migrain
• Lelah (asma)
• Ulser perut / gastrik
• Darah tinggi
• Buah pingggang
• Semebelit
• Pucat (anemia)
• Penyakit kulit
• Gaut
• Lemah tulang
• Sakit kuning
• Gangguan makhluk halus
• Ibu hamil / meyusukan anak
• Diabetes
• Luka dalaman
• Darah tinggi
• Sakit saraf & sendi
• Sakit tumit
• Cirit-birit
• Sakit tekak
• Mengantuk & hilang tumpuan
• Meningkatkan sistem penghadaman
• Menambahkan oksigen dalam darah
• Kejang otot
• Lenguh kaki
• Melegakan gigitan serangga
• Serap toksid / kolesterol / asid dalam badan dan banyak lagi.

“ALLAH S.W.T. TELAH MENURUNKAN EMPAT KEBERKATAN DARI LANGIT KE BESI, API, AIR DAN GARAM” (AL-HADITH)


http://www.biodinar.com/aretokearman


Selasa, 1 November 2011

6 dosa yang tidak diampun Allah SWT walaupun dengan taubat




1- Makan harta anak yatim secara haram.

( untuk menghapuskan dosa tersebut pemakan harta anak yatim mesti membayar kembali harta yang telah digunakan serta memohon maaf kepada anak yatim tersebut . Jika anat yatim tersebut memaafkan perbuatannya, barulah boleh bertaubat kepada Allah SWT. Seandainya anak yatim tersebut tidak memaafkan perbuatannya maka  dosanya tidak terhapus).

2- Menuduh wanita solehah berzina.

( Orang yang menuduh wanita solehah hendaklah memohon maaf kepada wanita tersebut, jika wanita solehah tersebut memaafkan, maka terhapuslah dosa tersebut dan bolehlah penuduh bertaubat kepada Allah SWT. sekiranya wanita solehah tidak memaafkannya maka dosa tidak terhapus dan tidak boleh bertaubat kepada Allah SWT ).

3- Lari dari medan Jihad yang memperjuangkan kalimah Allah SWT.

( Mereka yang lari dari medan jihad adalah mereka yang dayus dan tidak layak memasuki Syurga, cuba kaji dalam sejarah Islam hukuman mereka yang lari dari medan Jihad sehingga Rasulullah SAW terpaksa menunggu Arahan Allah SWT untuk memaafkan kesalahan tersebut ).

4- Melakukan sihir.

( Mereka belayar sihir dan pengamal sihir adalah mereka yang Syirik kepada Allah SWT, memang tidak layak bertaubat kepada Allah SWT melainkan mengucap kembali kalimah Syahadah dan mesti menyerah kepada kerajaan Islam untuk melaksanakan hukuman yang sewajarnya ).

5- Bersyirik kepada Allah SWT atau menyamakan kedudukan Allah SWT dengan makhluk.

( Dosa syirik atau menyamakan Allah SWT dengan makhluk samada melalui niat,percakapan dan perbuatan yang disedari atau tidak disedari  maka dosa ini tidak boleh bertaubat kecuali dengan mengucap kembali kedua Kalimah Syahadah dan pemerintah Islam mesti melaksanakan hukuman hudud barulah Allah SWT rela menerima kembali amal ibadat seseorang hamba yang telah menduakan Allah SWT atau menyamakan Allah SWT atau menyengutukan Allah SWT).

6- Membunuh Para Nabi yang diutuskan oleh Allah SWT.

( Mereka yang membunuh Para Nabi hendaklah dihukum bunuh dan terserah kepada Allah SWT untuk mengazab mereka. Rasulullah SAW pernah mengutuskan utusan untuk membuuh mereka yang menghina atau mengejek Allah SWT dan Rasulullah SAW semasa penubuhan Negara Islam Madinah).

Kitab Tanbihul  Ghafilin , Jilid 1 & 2.  M/S : 532.

Nasihat dari Amirulmu'minin



Umar R.A. berkata :

Allah SWT menyembunyikan enam perkara dalam enam perkara iaitu :

1- Allah SWT menyembunyikan keredhaanNya  pada mereka yang taat kepada Nya.

2- Allah SWT menyembunyikan murka Nya  pada mereka yang melakukan kemaksiatan kepada Nya.

3- Allah SWT menyembunyikan malam Lailatul Qadar  pada bulan Ramadhan.

4- Allah SWT menyembunyikan Para Wali yang diutuskan dikalangan manusia.

5- Allah SWT menyembunyikan masa dan tarikh  tibanya kematian  dalam umur manusia.

6- Allah SWT menyembunyikan amalan sunat yang diterimaNya dalam amalan sunat lima waktu.

Kitab Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 183.

Uthman bin Affan berkata :

Serang mukmin seharusnya takut kepada 6 perkara :

1-  Takut kepada Allah SWT, jangan-jangan Allah SWT mencabut iman semasa nazak.

2- Takut kepada Malikat Pencatit Amal, jangan-jangan mereka  menulis amal kita dengan catatan yang sangat memalukan. Jika diumumkan pada hari Kiamat nanti.

3- Takut kepada syaitan,  jangan-jangan para syaitan itu berjaya merosakkan amal yang kita kerjakan.

4- Takut kepada Malikat Izraeil , jangan-jangan ia mencabut nyawa kita ketika lupa kepada Allah SWT.

5- Takut kepada dunia, jangan-jangan dunia itu membuat kita  terlena sehingga kita lupa urusan Akhirat.

6- Takut kepada keluarga sendiri, jangan-jangan mereka telah menyibukkan kita untuk memenuhi urusan mereka sehingga kita melupakan Ketaatan kepada Allah SWT.

Kitab Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 185.

Ali R.A. berkata:

Sesiapa mengumpul enam perkara, bererti dia sudah berusaha meraih Syurga dan menjauhi neraka :

1- Mengetahui Allah SWT, kemudian mentaatiNya.

2- Mengetahui syaitan, kemudin menderhakainnya.

3- Mengetahui kebahagiaan Akhirat, lalu berusaha mencarinya.

4- Mengetahui dunia, kemudian meninggalkannya ( kecuali sebatas untuk bekal kembali ke Akhirat ).

5- Mengetahui yang Haq, lalu mengikutinya.

6- Mengetahui yang batil, lalu menjauhinya.

Kitab  Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 186.

5 Nasihat berguna dari Al-Fudhail bin Iyaadh

1- Semua yang menimpa dirimu, maka katakanlah : Itu adalah Qada’ dari Allah SWT supaya engkau tidak menyalahkan makhluk.

2- Jagalah lidahmu supaya semua makhluk selamat dari lidahmu dang engkau selamat dari seksa Allah SWT.

3- Percayalah pada janji Allah SWT mengenai soal rezeki supaya engkau menjadi seorang mukmin.

4- Bersedialah untuk mati, supaya engkau tidak mati dalam keadaan lalai.

5- Berzikirlah kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya supaya engkau terjaga daripada dosa-dosa.

Kitab Tanbihul Ghafilin, Jilid 1 & 2 . M/S : 602.

Isnin, 31 Oktober 2011

Surat dari Dato' Mat Zain kepada Ketua Polis Negara


Kepada,

YDH Tan Sri Ismail bin Haji Omar, IG,

Ketua Polis Negara,
Polis Di-Raja Malaysia,
iho@rmp.gov.my

12hb.September 2011,


Assalamualaikum wbt.

KENYATAAN TERTUDUH-BENARKAH ANWAR DIANIAYA

1. Beberapa pihak telah memberikan pendapat berkaitan tindakan Dato Seri Anwar Ibrahim (Anwar) membuat kenyataan pembelaan diri dalam perbicaraan kes Sodomy II dari kandang tertuduh pada 22.08.2011 yang lalu. Setiap seorang termasuk saya,adalah berhak keatas pendapat masing-masing.

2. Membuat kenyataan dari kandang tertuduh( Kenyataan Tertuduh) adalah salah satu dari tiga opsyen yang dibenarkan olih undang-undang kepada seorang Tertuduh. Olih yang demikian, tidak timbul sama ada Anwar telah melakukan suatu kesalahan dari sudut undang-undang atau sebaliknya. Beliau pasti telah diberi nasihat berkaitan konsekuen atau faedahnya memilih opsyen tersebut.

3. Pada pendapat saya, perkara yang sepatutnya dititikberatkan ialah samada ada keseluruhan kandungan Kenyataan Tertuduh itu adalah benar atau terdapat diantaranya, penegasan yang direka atau palsu. Kedapatan Anwar turut membuat dakwaan salahlaku jenayah yang spesifik, terhadap beberapa individu yang dinamakan dengan jelas. Apa pun opsyen yang dipilih, beliau telah mengemukakan kenyataan tersebut dihadapan seorang Hakim dalam suatu prosiding terbuka. Anwar tetap tertakluk kepada pendakwaan jenayah, sekiranya beliau dibuktikan telah membuat kenyataan yang direka atau palsu.

4. Dalam mengulas isu ini,saya memilih untuk menumpukan perhatian kepada beberapa perenggan Kenyataan Tertuduh seperti berikut:-

4.1. Dakwaan spesifik terhadap Tan Sri Abdul Gani Patail(Gani Patail),Tan Sri Musa Hassan (Musa Hassan) dan Datuk Mohd. Yusof Zainal Abiden (Yusof) dalam peristiwa tahun 1998. Khususnya berkaitan mereka atau memberi keterangan palsu serta dakwaan “cover-up” dalam penyiasatan melibatkan Anwar. Termasuk tetapi tidak terhad kepada insiden mata-lebam.

4.2. Dakwaan berkaitan keterangan Forensik dan DNA.

4.3. Dakwaan keterlibatan dan salahguna kuasa mantan Perdana Menteri dalam penyiasatan melibatkan Anwar.

5. Saya mendapati hampir keseluruhan Kenyataan Tertuduh itu adalah merupakan “kenyataan ulangan untuk menyegarkan ingatan”.Dakwaan-dakwaan yang Anwar lontarkan terhadap mantan Perdana Menteri Y.A.Bhg. Tun Mahathir Mohamed, Gani Patail, Musa Hassan dan beberapa yang lain, termasuk terhadap Jabatan Peguam Negara dan Polis, bukanlah perkara baru.Beliau pernah membuat kenyataan secara rasmi pada 3.3.1999 ketika prosiding Suruhanjaya Di-Raja siasatan insiden mata-lebam diadakan.Bagaimanapun dakwaan-dakwaan berkenaan tidak dicabar olih mana-mana pihak, walaupun daripada Gani Patail atau Musa Hassan sendiri.

5.1. Selanjutnya,dakwaan salahlaku jenayah secara lebih spesifik terhadap Gani Patail,Musa Hassan dan Yusof telah beliau kemukakan kepada Mahkamah dalam beberapa afidavit yang telah difailkan sejak 2008 ketika perbicaraan masih diperingkat Mahkamah Sesyen lagi.

5.2. Selain afidavit, Anwar juga telah membuat beberapa laporan Polis terhadap Gani Patail,Musa Hassan serta beberapa Timbalan Pendakwa Raya.Laporan-laporan berkenaan kesemuanya berkisar kepada dakwaan mereka keterangan atau membuat afidavit palsu.

6. Olih hal yang demikian, isu beliau membuat Kenyataan Tertuduh sedemikian, sebagai helah untuk mengelakkan diri daripada disoal balas olih Pasukan Pendakwaan, pada pendapat saya tidak tepat untuk dipersoalkan.

6.1. Malahan,Pasukan Pendakwaan atau sesiapa juga yang telah didakwa dalam afidavit atau laporan Polis berkenaan, bolih membuat aduan terhadap Anwar jika terbukti beliau telah mengikrarkan afidavit atau membuat laporan Polis palsu.Bagaimanapun sejak 1998 lagi, Gani Patail dan Musa Hassan tidak mengambil tindakan sedemikian.

7. Peraturan Mahkamah Tinggi berkaitan penegasan dalam sesuatu afidavit adalah jelas. Banyak case laws yang bolih dijadikan teladan. Antaranya dalam kes Sunrise Sdn.Bhd. vs First People (M) Sdn.Bhd & Anor [1996] 3 MLJ 533.Hakikatnya telah diterima olih Mahkamah bahawa, mana-mana penegasan mustahak dalam afidavit yang tidak dijawab atau dicabar hendaklah dianggap sebagai telah diakui kenyataan yang benar.

7.1. Contoh semasa yang terbaik ialah; dalam kes bunuh Altantuya Shaariibuu, bilamana Hakim telah membebaskan seorang tertuduh Abdul Razak Baginda tanpa dipanggil membela diri, semata-mata bersandarkan afidavit Razak yang tidak dicabar olih Pendakwa Raya.

GANI PATAIL DAN MUSA HASSAN

8. Berbalik kepada dakwaan-dakwaan spesifik terhadap beberapa individu dalam Kenyataan Tertuduh tersebut, kesimpulan saya adalah seperti berikut;

8.1. Dakwaan bahawa Gani Patail pada 26.10.1998 telah mengarahkan seorang Dr. Abdul Rahman Yusof (Dr. Rahman) untuk menyediakan satu laporan Forensik palsu berkaitan kecederaan yang Anwar alami dalam insiden mata lebam itu adalah betul.

Pemalsuan ini telah disusuli dengan 2 lagi pemalsuan olih Dr. Rahman yang dikatakan telah diarahkan sendiri olih Allahyarham Tan Sri Mohtar Abdullah, Peguam Negara ketika itu, dalam bulan Disember 1998.

8.2. Dakwaan bahawa Musa Hassan telah bersubahat dengan memberi kemudahan kepada Gani Patail dan Dr.Rahman menyempurnakan pemalsuan-pemalsuan tersebut diatas juga adalah betul.

8.3. Fakta bahawa 2 (dua) daripada 3 (tiga) laporan forensic palsu tersebut telah dikemukakan dalam prosiding Suruhanjaya Di-Raja insiden mata-lebam yang bersidang diantara 22.2.1999 hingga 4.3.1999, juga adalah betul.

9. Apapun keadaannya, keujudan 3 laporan forensik olih Dr.Rahman itu sendiri, merupakan keterangan yang kukuh bagi membuktikan berlakunya perbuatan mereka keterangan palsu terhadap Anwar.Saya menekankan bahawa keterangan ini adalah lebih konklusif daripada keterangan DNA.

YUSOF

10. Dakwaan bahawa Yusof mengetahui keujudan ketiga-tiga laporan palsu tersebut dan penggunaanya dalam prosiding Suruhanjaya diatas, dalam sifat beliau sebagai wakil Peguam Negara sepanjang prosiding berkenaan, adalah berasas dan dipercayai betul.

10.1. Yusof sewajarnya mengistiharkan kepada Mahkamah, sama ada posisi beliau sebagai Ketua Pasukan Pendakwaan kes Sodomi II berada dalam konflik dengan posisi beliau sebagai wakil Peguam Negara dalam prosiding Suruhanjaya mata-lebam. Situasi ini timbul, memandangkan isu Gani Patail dan Musa Hassan memalsukan keterangan dan menggunakannya dalam prosiding Suruhanjaya itu telah dibangkitkan sejak 1.7.2008.Ini disusuli pula dengan dakwaan menerusi afidavit-afidavit dalam pembicaraan Sodomi II. Yusof sendiri turut ditohmahkan sebagai telah menyembunyikan keterangan salahlaku jenayah Gani Patail dan Musa Hassan.

10.2. Hakikatnya tidak dapat dinafikan bahawa Yusof adalah seorang saksi yang mustahak kepada dakwaan salahlaku jenayah terhadap Gani Patail dan Musa Hassan yang telah dilaporkan olih Anwar pada 1.7.2008 itu, manakala pada masa yang sama juga, Yusof adalah Ketua Pasukan Pendakwaan dalam perbicaraan Sodomy II terhadap Anwar.

10.3. Yusof hanya perlu untuk mengesahkan sama ada benar atau tidak ujud 3 laporan forensic yang disediakan olih Dr. Rahman diatas arahan Gani Patail dan Peguam Negara dalam penyiasatan insiden mata-lebam itu. Yang lainnya adalah untuk Mahkamah memutuskan.

KETERANGAN FORENSIK DAN DNA

11. Dakwaan menerusi afidavit menyatakan Musa Hassan dan SAC Datuk Mohamad Rodwan Yusof (Rodwan) cuba mengambil tanpa kebenaran (“mencuri”) sample darah Anwar, daripada simpanan / kawalan seorang Dr.Zahari Noor pada 15.10.1998 untuk kegunaan ujian DNA adalah dipercayai betul. Dr.Zahari sendiri telah memberikan keterangan kearah demikian pada 30.12.1998 ketika perbicaraan Anwar dalam kes salahguna kuasa dihadapan Hakim Dato Augustine Paul (mendiang).

11.1. Setidak-tidaknya, Musa Hassan masih terhutang kepada rakyat jelata, untuk menjelaskan apakah keterangan yang beliau ada ketika memberi taklimat kepada Tun Mahathir ,sehinggakan mantan Perdana Menteri itu begitu yakin untuk mempercayai Anwar terlibat dengan aktibiti seks luar nikah dan homosexsual. Manakala beberapa bulan selepas itu pula, Musa Hassan terdesak untuk mengumpulkan keterangan lanjut berkaitan DNA, sehingga terpaksa mencuri sample darah tersebut.Walhal pada ketika itu, Anwar telahpun dituduh di-Mahkamah dan sedang menunggu tarikh perbicaraan. Sepatutnya proses pengumpulan keterangan asas telah selesai.

11.2. Musa Hassan juga patut jelaskan samada tindakan “mencuri” sample darah sebelum perbicaraan kes dimulakan itu, adalah dalam pengetahuan dan direstui olih Tun Mahathir atau sebaliknya. Ataupun tindakan itu adalah diatas inisiatif beliau sendiri semata-mata untuk menjustifikasikan taklimat meyakinkan yang beliau beri kepada Tun Mahathir beberapa bulan sebelum itu.

11.2.1.Fakta bahawa Musa Hassan telah menemui Dr. Zahari berkaitan sample darah Anwar untuk tujuan DNA pada 15.10.1998 itu sahaja, sudah memadai untuk membuat kesimpulan bahawa Musa Hassan TIDAK mempunyai keterangan yang lengkap ketika mentaklimatkan Tun Mahathir berkaitan Anwar beberapa lama sebelum itu.

11.2.2.Sila rujuk laporan lengkap dalam “surat tertutup” saya bertarikh 27.12.2010 dialamatkan kepada Tan Sri KPN, Solicitor General dan YAB Perdana Menteri berkaitan pemalsuan DNA ini.

DAKWAAN KETERLIBATAN TUN MAHATHIR

12. Menerusi Kenyataan Tertuduh dan afidavit-afidavit yang Anwar telah failkan sebelumnya,beliau telah mendakwa pada tahun 1998 Tun Mahathir telah menyalahgunakan kuasa beliau dalam memberi tekanan keatas Jabatan Kehakiman, Peguam Negara dan Polis sehingga mendapatkan beliau (Anwar) disabitkan dengan kesalahan yang beliau tidak pernah lakukan dan dijatuhkan hukuman penjara berjumlah 15 tahun.

12.1. Saya menegaskan bahawa Anwar TIDAK mempunyai keterangan untuk mengaitkan Tun Mahathir dengan tindakan Gani Patail dan Musa Hassan dalam perbuatan merekacipta atau memberi keterangan palsu terhadap beliau (Anwar).

12.2. Sebaliknya, saya wajar menyatakan bahawa mengikut rekod rasmi dan apa yang tercatit diatas kertas dalam fail siasatan Polis, Tun Mahathir yang telah memberi nasihat dan amaran keras supaya tidak ada sebarang “cover-up” dilakukan dalam penyiasatan kes-kes melibatkan Anwar.

12.3. Nasihat dan amaran Tun Mahathir sedemikian itu telah saya rakamkan dalam diari penyiasatan kes mata-lebam pada 8.10.1998 setelah saya menemui beliau di-Jabatan Perdana Menteri yang dipanggil memberi taklimat kemajuan siasatan Polis dalam kes tersebut.

12.4. Nasihat dan arahan tersebut telah disampaikan kepada pucuk pimpinan tertinggi PDRM pada hari yang sama dan kepada Gani Patail dua hari kemudian.Laporan secara bertulis menerusi kertas siasatan kes, disampaikan kepada Gani Patail pada 15.10.1998 yang diakui penerimaannya secara rasmi.

13. Olih yang demikian,berdasarkan keterangan yang ada,saya menegaskan, segala penipuan dan pemalsuan keatas Anwar telah dilakukan olih Gani Patail dan Musa Hassan dengan kehendak mereka sendiri untuk faedah masing-masing,melainkan mereka berdua bolih membuktikan terdapat ada pihak ketiga yang terlibat.

MENGENAI SABITAN SALAH DAN HUKUMAN PENJARA 15 TAHUN

14. Sejak 1998 lagi, Anwar secara konsisten mengekalkan pengakuan tidak bersalah sambil mendakwa, bahawa pertuduhan-pertuduhan salahguna kuasa dan liwat yang dikenakan terhadapnya adalah pertuduhan palsu dan berniat jahat dan suatu konspirasi nekad, untuk memusnahkan kerjaya poliktiknya. Beliau turut mendakwa bahawa sabitan salah dan hukuman penjara 15 tahun yang dijatuhkan keatas diri beliau adalah suatu penganiayaan pihak Pemerintah keatas diri dan keluarga beliau.

15. Berdasarkan kepada keterangan dokumentari dan peristiwa-peistiwa penipuan dan pemalsuan yang dilakukan keatas diri beliau, yang bolih dan mampu dibuktikan, maka saya menyatakan bahawa dakwaan Anwar sedemikian itu adalah berasas dan mempunyai meritnya yang tersendiri.

15.1. Perbuatan “mencuri” sample darah Anwar untuk tujuan DNA olih Musa Hassan dan Rodwan telah dilakukan pada 15.10.1998. Manakala pemalsuan keterangan Forensic olih Dr.Rahman pula dilakukan pada 26.10.1998. Kedua-dua peristiwa yang berlaku, adalah diatas arahan dan atau/penyeliaan Gani Patail yang disempurnakan sebagai persediaan untuk keterangan tersebut digunakan terhadap Anwar, sebelum perbicaraan kes salahguna kuasa terhadap beliau dimulakan pada 2.11.1998.

15.2. Tanpa perlu mengulangi secara detail peristiwa diatas,saya menyatakan bahawa kedua-dua kejadian tersebut adalah antara beberapa keterangan kukuh untuk membuktikan keujudan niat jahat (mala fide) dan sikap bias Gani Patail dan Musa Hassan dalam penyiasatan dan pendakwaan kes ini.

15.3. Walaupun Hakim mendiang Dato Augustine Paul menolak (expunged) keterangan DNA akibat penjelasan yang menimbulkan kecurigaan daripada Ahli Kimia Encik Lim Kong Boon, tidak bermakna bahawa perbuatan “mencuri” sample darah bagi tujuan DNA dan mereka keterangan palsu dalam perkara ini, terbatal sama sekali. Malah ianya mengukuhkan lagi dakwaan-dakwaan bahawa sample darah yang dicuri dari kawalan Dr.Zahari itu telah ditanam (planted) diatas “tilam masyhor” yang diusung turun-naik Mahkamah ketika perbicaraan.

15.4. Perbuatan Musa Hassan memberi keterangan palsu (“perjury”) dalam perbicaraan kes salahguna kuasa terhadap Anwar, tiba-tiba terbongkar, apabila keterangan beliau berikan sendiri sebagai saksi PW75 dalam perbicaraan Kes Pendakwa Raya vs Ramli Yusuff di-Mahkamah Sesyen Kota Kinabalu, dibandingkan dengan keterangan yang beliau berikan dalam kes salahguna kuasa terhadap Anwar tahun 1998. Seorang Ahli Parlimen telah membuat laporan Polis terhadap Musa Hassan kerana melakukan kesalahan “perjury” ini dalam bulan Mac 2010, tetapi penyiasatannya disenyapkan begitu sahaja.

Analogi

16 Jika Musa Hassan dan Rodwan tidak pernah menemui Dr.Zahari berkaitan sample darah Anwar seperti yang dinyatakan diatas, maka Dr. Zahari Noor tidak akan memberikan keterangan sedemikian dalam perbicaraan kes salahguna kuasa terhadap Anwar dalam bulan Disember 1998. Rodwan juga tidak akan menyebut perkara DNA ini tanpa sebab dalam percakapan yang dirakamkan darinya pada 1.10.1998.

16.1. Jika Musa Hassan sememangnya seorang yang jujur, termasuk apabila memberi keterangan bersumpah,maka Hakim Supang Lian dari Mahkamah Sesyen Kota Kinabalu, tidak akan melabelkan beliau sebagai seorang saksi yang tidak bolih dipercayai, dan kesaksiannya juga ditolak. Walhal beliau adalah seorang Ketua Polis Negara dan memakai pakaian seragam lengkap ketika memberikan keterangan tersebut. Pendek kata Hakim Supang Lian tidak akan membuat komen sedemikian melainkan beliau mempunyai keterangan yang kukuh.

16.2. Jika Musa Hassan tidak ada memberi keterangan palsu ketika perbicaraan kes salahguna kuasa terhadap Anwar, dihadapan Hakim mendiang Dato Augustine Paul dalam tahun 1998, maka tidak akan ujud nota keterangan sedemikian yang bolih dibandingkan pula dengan nota keterangan beliau di-Mahkamah Sesyen Kota Kinabalu sebelas tahun kemudian.

16.3. Jika Musa Hassan tidak pernah memberi kemudahan dan membantu Gani Patail dalam membuat dan mereka keterangan-keterangan palsu dalam penyiasatan insiden mata-lebam tahun 1998, maka saya sendiri tidak akan merakamkan dalam diari penyiasatan saya ketika itu, mengenai peranan dan penglibatan beliau dan Gani Patail dalam salahlaku jenayah ini.

Memoirs

17. Jika Musa Hassan telah berjaya meyakinkan Tun Mahathir untuk mempercayai Anwar terlibat dalam aktibiti homosexsual,lantas beliau dipecat dan dikenakan beberapa pertuduhan jenayah sehingga disabitkan kesalahan dan dipenjarakan, maka nota keterangan Musa Hassan berikan dalam perbicaraan salahguna kuasa terhadap Anwar itu sendiri, akhirnya telah membongkarkan segala pemalsuan dan penipuan lampau yang Musa Hassan telah lakukan.

17.1. Begitu juga apa yang berlaku keatas Gani Patail. Sungguhpun beliau berjaya meyakinkan Tun Mahathir dan Jemaah Menteri ketika itu,dengan memperkecilkan hasil penyiasatan Polis terhadap insiden mata-lebam, sehinggakan Jemaah Menteri percaya bahawa PDRM tidak telus dan professional dalam tugas mereka,lantas menubuhkan Suruhanjaya Di-Raja penyiasatan pula. Maka keterangan-keterangan yang terkandung dalam laporan Suruhanjaya itu sendiri,akhirnya telah mengesahkan segala pemalsuan dan penipuan yang Gani Patail telah lakukan.

17.2. Tanpa diduga 13 tahun kemudian,Tun Mahathir telah mengeluarkan memoirs beliau dalam “A Doctor in the House”, pada bulan Mac 2011. Secara sengaja atau kebetulan, memoirs Tun dalam membincangkan peristiwa mata-lebam dan dakwaan terhadap Anwar, sebaliknya telah mengukuhkan lagi keterangan salahlaku jenayah terhadap Gani Patail dan Musa Hassan pula.

17.2.1.Jika Tun Mahathir dalam memoirs sendiri telah berterus terang pernah tersalah anggap, bahawa kecederaan mata-lebam yang Anwar alami itu adalah dilakukannya sendiri (self-inflicted), hanya untuk kemudiannya sedar bahawa kecederaan tersebut akibat serangan mantan Ketua Polis Negara,maka Tun juga bolih tersalah anggap mengenai aktibiti homosexsual Anwar. Tun Mahathir tidak bolih mengenepikan kemungkinan beliau telah diperdayakan olih Musa Hassan dengan butir taklimat yang ditokok-tambah atau dimanipulasikan.

17.2.2.Menilai semula penglibatan Musa Hassan dalam peristiwa, yang ramai tidak menyangka beliau sanggup lakukan,iaitu, “mencuri” sample darah untuk tujuan DNA,bersubahat dengan Gani Patail dalam mereka 3 laporan Forensik palsu serta kemudiannya memberi keterangan palsu dalam perbicaraan melibatkan Anwar, yang kesemuanya berlaku selepas beliau memberikan taklimat kepada Tun, maka kemungkinan Tun Mahathir telah diperdayakan menjadi lebih credible.

17.2.3.Saya menyatakan Tun sememangnya serius apabila beliau pada 8.10.1998 mengarahkan menerusi saya supaya tidak ada sebarang “cover-up” dalam penyiasatan kes-kes terhadap Anwar. Bagaimanapun Tun tidak mempunyai kawalan terhadap tingkahlaku Gani Patail dan Musa Hassan.

17.2.4.Tun Mahathir sendiri mengaku telah mengarahkan KPN supaya berhati-hati apabila menangani Anwar. Malah Tun (memberitahu saya ketika menemui beliau) telah meminta supaya Anwar tidak digari apabila ditangkap, jika bolih. Namun, Anwar tetap juga dibelasah olih mantan KPN tersebut sebaik ditangkap ketika kedua belah tangannya masih bergari.

Begitu juga keadaannya,walaupun Tun telah mengarahkan supaya tidak ada sebarang “cover-up” terhadap kes-kes melibatkan Anwar, dan arahan tersebut telah saya sampaikan kepada mereka yang berkenaan,secara lisan dan bertulis, namun Tun tidak berupaya untuk menghalang Gani Patail dan Musa Hassan daripada melakukan pemalsuan dan penipuan keatas Anwar dibelakang beliau.

17.2.5.Sekiranya Gani Patail sanggup melibatkan diri melesapkan dokumen yang mengaitkan beliau dengan salahlaku jenayah, sebelum laporan Suruhanjaya Di-Raja mata-lebam dipersembahkan kepada SPB Yang Di-Pertuan Agong, maka apalah manipulasi keatas rakyat biasa kepada beliau.

17.2.6.Dengan berat hati saya menyatakan,bahawa terdapat beberapa kenyataan mustahak Tun dalam Chapter 53 “Doctor in the House”, khususnya menyentuh berkaitan siasatan kes mata-lebam dan tindak-tanduk Pendakwa Raya dalam perkara sama, adalah berbeza dengan fakta terkandung dalam fail siasatan rasmi yang dibuat pada 1998. Saya percaya pekara ini bolih berlaku akibat Tun telah diberikan maklumat atau taklimat yang telah dimanipulasikan dan mengelirukan.

Kesimpulan Perkara

18. Berdasarkan kepada hujah-hujah yang tersebut diatas yang disokong dengan dokumen-dokumen dan keterangan yang ada dalam milik dan pengetahuan saya sendiri, saya berpendapat bahawa sabitan salah keatas Anwar dalam pertuduhan salahguna kuasa keatas beliau,telah diperolehi olih pihak Pendakwaan melalui jalan penipuan dan pemalsuan yang telah dilakukan dengan niat bersama olih Gani Patail dan Musa Hassan untuk faedah bersama mereka.

18.1. Tidak salah untuk menyatakan hukuman penjara yang Anwar telah lalui adalah penganiayaan terhadap beliau olih mereka berdua.

PENUTUP

19. Selain daripada diri saya sendiri, saya mendapat maklum terdapat sekurang-kurangnya dua lagi pihak yang pernah menemui Perdana Menteri, YAB Dato Seri Mohd. Najib Tun Razak (PM Najib), bertujuan menyarankan supaya sesuatu tindakan diambil terhadap Gani Patail dan Musa Hassan. Ini memandangkan salahlaku jenayah yang telah mereka lakukan, adalah sangat ketara dan telah membebankan Negara, selain daripada memusnahkan kepercayaan Rakyat terhadap Institusi-Institusi Kerajaan.

Saya mempunyai alasan untuk menyatakan, PM Najib turut sedar bahawa keterangan terhadap Gani Patail dan Musa Hassan adalah jelas dan kukuh. Malahan, tidak ada jalan keluar bagi mereka berdua.

Namun begitu, PM Najib nampaknya masih belum bersedia untuk melaksanakan kuasa beliau sebagai Perdana Menteri diatas sesuatu pertimbangan yang hanya beliau ketahui. Mungkin beliau sedang menunggu masa yang sesuai. Saya yakin PM Najib tidak akan timbulkan soal ketiadaan atau kekurangan keterangan terhadap mereka berdua.

20. Sebagai seorang yang terlibat secara langsung menangani isu-isu berkaitan Anwar sejak 1998, serta mempunyai pengalaman bersemuka dan berinteraksi dengan kesemua “pemain-pemain utama” perkara dalam persoalan ini,terutamanya Tun Mahathir sendiri, Gani Patail, Musa Hassan, Anwar Ibrahim, selain daripada Pesuruhjaya-Pesuruhjaya Suruhanjaya Di-Raja siasatan mata-lebam dan juga PM Najib, maka saya mampu menegaskan, bahawa segala pendedahan fakta yang saya buat dalam surat keluaran ini dan juga dalam beberapa banyak Surat Terbuka saya sebelum ini, tidak pernah lari sedikitpun daripada landasan kebenaran.

21. Saya menyimpan hak saya untuk menyambung ulasan mengenai isu ini pada masa yang sesuai, memandangkan perbicaraan kes Sodomi II akan disambung semula pada 19 September 2011, walaupun saya sedar akan risikonya.

Sekian, untuk makluman dan tindakan YDH Tan Sri dimana berkaitan mengikut peraturan Undang-Undang sedia ada. Salam sejahtera.


Yang benar,

Mat Zain Ibrahim


Oleh: anaksungai derahaka