Isnin, 5 Julai 2010

TANGGAPAN TERHADAP WANITA SEBELUM DAN SESUDAH ISLAM

Wanita Di dalam ajaran agama musa
Kehidupan menurut agama Musa berlangsung menurut cara-cara masyarakat primitif.Menurut ajaran-ajaran di dalam masyarakat seperti itu , wanita harus tunduk kepada lelaki dan di anggap sebagai alat untuk melahirkan anak saja.
Wanita di perjualbelikan dan gadis-gadis disewakan oleh orang tuanya atau dijual sebagai budak. Mereka boleh dibunuh atau dikuburkan hidup-hidup. Kawin dengan saudara sendiri merupakan hal yang lumrah, sedangkan
Begitu juga perceraian dan kawin isidentil (muta’ah) merupakan idah (masa menunggu) setelah diceraikan atau ditinggal mati oleh suaminya.
Wanita di dalam agama Masehi poligami mudah dilakukan tanpa batasan.
Dengan kedatangan agama Masehi telah membuat sedikit perubahan pada martabat wanita, dan melindungi mereka, pada satu segi , dari kesenangan-wenangan yang biasa mereka alami semenjak lama. Itulah sebabnya wanita banyak dan berduyun-duyun memeluk agama itu, sehingga banyak diantara mereka yang menjadi pendeta, pastor, propagandis, dan biarawati.
Di haramkannya perceraian, poligami, kawin dengan saudara kandung, memperbudakkan, menguburkan anak perempuan hidup-hidup, merupakan ajaran yang paling baik yang dibawa oleh agama Masehi di pandang dari segi kepentingan wanita.
Namun bagitu masih belum membebaskan mereka dari kezaliman dan kesewenangan-wenangan kaum lelaki sama sekali.Walaupun mereka sudah diperlakukan sebagai seorang manusia tetapi belum sebagai manusia sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Thomas Aquino dengan kata “wanita adalah manusia yang kurang sempurna dan merupakan makhluk pelengkap”, dan hal ini menurut kitab “Sifir Takwin” (kitab peganggan mereka) dikatakan, “Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, dan dengan demikian manusia sempurna adalah lelaki. Oleh kerana itu lelaki mengakui wanita bukan dalam arti eksistensinya, tetapi ia merupakan nisbat kepada laki-laki. Halmitu bererti bahawa wanita bukan lah wujud yang sesungguhnya,tetapi adalah wujud nisbi”.
Injil sendiri memberikan perhatian yang sangat besar kepada laki-laki, sehingga selalu disebut-sebut, sedangkan wanita tidak demikian, inilah yang menyebabkan laki-laki Kristian berpendapat bahawa wanita itu adalah pelayan laki-laki. Dalam hal ini Paulus berkata, “Wanita diciptakan untuk dan kerana laki-laki, dan oleh kerana itu mereka harus patuh kepada laki-laki seperti mereka patuh kepada Tuhan”.

Wanita di dalam ajaran Islam
Kemudian muncul lah cahaya Islam keatas dunia. Cahaya itu mengibaskan kegelapan yang menyelimutinya, menerangi cahaya redup keterbelakangan dan kerusakan yang mengelilinginya, lalu mempersembahkan aturan-aturan yang lengkap untuk mengatur kehidupan kemasyarakatan, moral,perekonomian,dan politik. Disamping itu meletakkan pula prinsip-prinsip yang menjamin setiap manusia, baik laki-laki maupun wanita, hidup terhormat; terlaksananya keadilan. Dengan demikian Islam telah memberikan perhatian dan penghormatan yang besar terhadap wanita, telah memberikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang sama dengan kaum laki-laki, serta menjamin hak-hak mereka sewaktu menyusui, dalam masa idah, dan untuk memperolehi nafkah.
Sesuatu yang terpenting yang di bawa oleh Islam berkenaan dengan wanita adalah dibatasi dan diperketatkan poligami dengan ketentuan-ketentuan yang sangat ketat, demikian juga dilarangnya mengubur anak-anak perempuan hidup-hidup.
Oleh : Zainal Hassan.
Di petik dari tulisan Hidayah Sultan Salim